Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika

Selasa, 16 April 2024 - 14:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mercinews.com – Saat ini ada puluhan ribu karya seni Afrika di museum-museum Prancis. Hal ini menjadi tugas berat bagi para kurator untuk mencoba mengidentifikasi karya seni mana yang dijarah selama pemerintahan kolonial pada abad ke-19 dan ke-20 dan harus dikembalikan.

Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun. Hal ini juga mendorong negara-negara bekas kolonial lainnya, termasuk Belgia dan Jerman, untuk melakukan inisiatif serupa.

Pada 2021, Prancis memulangkan (repatriasi) 26 benda seni milik kerajaan yang diambil tentaranya dari Benin, Nigeria, selama mereka menjajah negeri itu.

Upaya tersebut terhenti, dan pada Maret pemerintah menunda tanpa batas waktu rancangan undang-undang yang mengizinkan pengembalian artefak budaya Afrika dan lainnya, menyusul adanya perlawanan dari kelompok sayap kanan di senat.

Museum-museum di Prancis masih mempelajari asal-usul sekitar 90 ribu benda seni Afrika dalam arsip mereka.

Sebagian besar atau 79 ribu di antaranya berada di museum Quai Branly di Paris yang menjadi tempat untuk menyimpan karya seni asli dari Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika.

Tugas ini sangat berat tapi menggembirakan,” kata Emilie Salaberry, kepala Museum Angouleme, yang menampung sekitar 5.000 benda seni dari Afrika.

Baca Juga:  Biden tiba di Prancis untuk memperingati 80 tahun pendaratan di Normandia

Mengidentifikasi asal suatu benda menjadi hal yang penting dalam pekerjaan kurator museum, namun melacak informasi yang diperlukan sulit dan memakan waktu.

Museum Angkatan Darat Prancis memulai inventarisasinya pada 2012 tetapi hanya mampu mempelajari sekitar seperempat dari 2.248 karya seni Afrika yang ada.

Meskipun terdapat hipotesis yang masuk akal bahwa banyak di antaranya adalah rampasan perang, namun mereka kesulitan untuk membuat kesimpulan yang pasti. “Kesulitan utama adalah kurangnya sumber,” kata juru bicara museum kepada AFP.

Emilie Giraud, presiden ICOM Prancis, yang mengawasi 600 museum, mengatakan: “Ini adalah pekerjaan investigasi nyata yang memerlukan pemeriksaan silang atas petunjuk dan menemukan sumber yang mungkin tersebar, terkadang di luar negeri, atau bahkan mungkin tidak ada sama sekali.”

Baca Juga:  Putaran kedua Koalisi Macron akan mencegah mayoritas sayap kanan di parlemen

Universitas Paris-Nanterre memperkenalkan kursus untuk keahlian semacam ini pada tahun 2022, dan Universitas Louvre mengikutinya pada 2023. Jerman dan Prancis meluncurkan dana tiga tahun senilai 2,1 juta euro (US$2,2 juta) untuk penelitian benda-benda seni ini pada Januari lalu.

“Kami harus transparan dalam segala hal, termasuk kekurangan dalam katalog kami,” kata Katia Kukawka, kepala kurator Museum Aquitaine. (AFP)

Berita Terkait

Zohran Mamdani: Wali Kota New York yang Ingin Tegakkan Hukum Internasional
Timor-Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN, Babak Baru Kerja Sama Kawasan
Polisi Malaysia Gerebek Sindikat Perdagangan Manusia, 49 WNI Disekap
Ricuh di Peru! Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat Setelah Demo Gen Z Meluas
Alhamdulillah, Paket Bantuan dari Indonesia Akhirnya Tiba di Gaza
Sultan Banten Apresiasi dan Dukung Global Sumud Flotilla Tembus Blokade Israel
Bruce Hung: Taiwan Bangga Jadi Mitra Dagang Indonesia
Ribuan Massa Serukan Netanyahu sebagai Penjahat Perang di Markas PBB

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 23:45 WIB

Zohran Mamdani: Wali Kota New York yang Ingin Tegakkan Hukum Internasional

Minggu, 26 Oktober 2025 - 17:18 WIB

Timor-Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN, Babak Baru Kerja Sama Kawasan

Jumat, 17 Oktober 2025 - 23:19 WIB

Polisi Malaysia Gerebek Sindikat Perdagangan Manusia, 49 WNI Disekap

Jumat, 17 Oktober 2025 - 23:02 WIB

Ricuh di Peru! Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat Setelah Demo Gen Z Meluas

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:16 WIB

Alhamdulillah, Paket Bantuan dari Indonesia Akhirnya Tiba di Gaza

Berita Terbaru