Mahasiswa Pro-Palestina di Prancis Demo Blokir Akses Kampus Almamater

Sabtu, 27 April 2024 - 12:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paris, Mercinews.com – Mahasiswa di Paris yang terinspirasi oleh perkemahan solidaritas Gaza, Palestina, di kampus-kampus di Amerika Serikat (AS) memblokir akses ke gedung kampus di sebuah universitas bergengsi di Prancis. Pihak kampus pun memindahkan semua aktivitas belajar mengajar via daring.

Dilansir Associated Press, Sabtu (27/4/2024), demo pro-Palestina itu mengawali hari drama di Institut Studi Politik Paris, yang dikenal sebagai Sciences Po, pada Jumat (26/4) waktu setempat. Kampus elite itu merupakan almamater Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal.

Para pengunjuk rasa pertama-tama menduduki gedung pusat kampus dan memblokir pintu masuknya dengan tong sampah, kayu, dan sepeda. Mereka juga berkumpul di jendela gedung, meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mengibarkan bendera serta plakat Palestina.

Pada Jumat malam, demonstran pro-Palestina dan pro-Israel saling berhadapan dalam ketegangan di jalan di luar kampus. Polisi antihuru-hara turun tangan untuk memisahkan kelompok itu.

Saat malam tiba, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina yang jumlahnya semakin berkurang menolak untuk mengalah dan mengabaikan perintah polisi untuk mengevakuasi jalan serta peringatan kemungkinan penangkapan. Akhirnya, para pengunjuk rasa keluar dari gedung sambil membawa bendera Palestina berukuran besar, disambut sorak-sorai oleh para pengunjuk rasa yang mendukung mereka di luar.

Mereka kemudian mulai bubar dengan damai meninggalkan daerah tersebut sambil diawasi oleh polisi. Salah satu tuntutan pengunjuk rasa adalah agar Sciences Po memutuskan hubungan dengan sekolah-sekolah Israel.

Dalam email kepada para mahasiswa, administrator Sciences Po Jean Bassères berjanji untuk mengadakan pertemuan pada pekan depan dan menangguhkan beberapa proses disipliner terhadap siswa. Sebagai imbalannya, mahasiswa ‘berkomitmen untuk tidak lagi mengganggu perkuliahan, ujian, dan semua aktivitas institusi lainnya’.

Baca Juga:  4 warga Pakistan tewas dan 30 lainnya terluka dalam serangan di masjid Oman

Perang Gaza menimbulkan perpecahan tajam di Prancis, yang memiliki populasi Islam dan Yahudi terbesar di Eropa Barat. Prancis pada awalnya berupaya melarang demonstrasi pro-Palestina setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang dan meningkatnya sikap antisemitisme.

Pada Rabu malam, lebih dari 100 pengunjuk rasa pro-Palestina juga menduduki amfiteater Sciences Po. Sebagian besar setuju untuk keluar setelah berdiskusi dengan manajemen tetapi sekelompok kecil mahasiswa tetap tinggal. Mereka dipindahkan oleh polisi malam itu juga.

Administrasi universitas menutup semua gedung universitas dan memindahkan kelas secara online pada hari Jumat. Dalam sebuah pernyataan, pihak kampus ‘mengutuk keras tindakan siswa yang menghalangi berfungsinya lembaga dan menghukum siswa, guru, dan karyawan Sciences Po’.

Baca Juga:  Relawan AWG Khalil Al Baz Abu Mahmoud Syahid di Gaza terkena tembakan Israel

Louise, seorang pengunjuk rasa, mengatakan tindakan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh demonstrasi serupa di Universitas Columbia di New York dan kampus-kampus AS lainnya.

Tetapi solidaritas kami tetap menjadi yang pertama dan terutama terhadap rakyat Palestina,” katanya. Dia berbicara dengan syarat hanya nama depannya yang digunakan karena khawatir akan dampaknya.

Mahasiswa yang memprotes perang Israel-Hamas telah melakukan demonstrasi di Universitas Columbia, salah satu dari sejumlah demonstrasi yang mengguncang kampus-kampus elite di AS. Ratusan mahasiswa dan bahkan beberapa profesor telah ditangkap di seluruh AS gara-gara ikut demo. []

Berita Terkait

EMT MER-C ke-7 Berhasil Masuk Gaza Utara Bersama dengan Ratusan Ribu Warga
Donald Trump Resmi Dilantik, Ini Daftar Lengkap 45 Presiden AS dari Masa ke Masa
Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Tragedi Penerbangan Terburuk Korea Selatan Sejak 1997
Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya berada di Moskow
Presiden Kabur, Militer Suriah Umumkan Rezim Bashar Al Assad Berakhir
MER-C Hadiri Global Meeting EMT WHO 2024 di Abu Dhabi
Pemimpin negara-negara Barat mulai ucap selamat atas kemenangan Trump di Pilpres AS
Donald Trump Diprediksi Menang Telak Pilpres Amerika 2024

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 18:53 WIB

EMT MER-C ke-7 Berhasil Masuk Gaza Utara Bersama dengan Ratusan Ribu Warga

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:19 WIB

Donald Trump Resmi Dilantik, Ini Daftar Lengkap 45 Presiden AS dari Masa ke Masa

Senin, 30 Desember 2024 - 10:39 WIB

Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Tragedi Penerbangan Terburuk Korea Selatan Sejak 1997

Senin, 9 Desember 2024 - 14:50 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya berada di Moskow

Minggu, 8 Desember 2024 - 20:35 WIB

Presiden Kabur, Militer Suriah Umumkan Rezim Bashar Al Assad Berakhir

Berita Terbaru