3 ton ikan terpaksa dibuang nelayan di Lampulo, DKP Aceh upayakan cari solusi

Sabtu, 4 Mei 2024 - 16:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh, Mercinews.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh sedang melakukan berbagai upaya untuk mencari solusi terkait menurunnya harga ikan di pasaran terutama jenis dencis dan tongkol di Aceh dalam beberapa waktu terakhir ini.

“Kita telah melakukan beberapa langkah dalam menangani kondisi tersebut dan memantau langsung perkembangan pasar untuk mengembalikan kestabilan harga ikan,” kata Kepala DKP Aceh, Aliman, di Banda Aceh, Sabtu (4/5/2024).

Upaya tersebut dilakukan sebagai respon adanya pembuangan sekitar tiga ton ikan hasil tangkapan nelayan di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) , Lampulo, Banda Aceh, Kamis (2/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembuangan ikan jenis dencis dan tongkol kecil itu terpaksa dilakukan karena harga jual anjlok di Banda Aceh berkisar Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilogram, sedangkan dalam kondisi normal harga ikan tersebut sampai Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram.

Aliman menyampaikan, fenomena melimpahnya hasil tangkapan nelayan yang terjadi dalam beberapa hari ini di PPS Kutaraja Lampulo Banda Aceh telah mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga ikan.

Baca Juga:  18.850 Aset Pemerintah Aceh Belum Tersertifikasi, Ini Harapan KPK

Kondisi ini, kata dia, di satu sisi harus disyukuri, hanya saja dalam pemanfaatan sumber daya yang berlimpah ini membutuhkan kehati-hatian dan strategi agar harga dan mutu ikan dapat terjaga.

Maka, lanjut Aliman, untuk menangani melimpahnya hasil tangkapan nelayan, DKP Aceh telah membangun komunikasi dan mencari potensi pasar di beberapa daerah seperti Sibolga, Belawan Sumatera Utara hingga Jakarta.

“Dari hasil penelusuran tersebut, ada pengusaha yang masih mau menampung dengan syarat kualitas ikannya masih bagus,” katanya.

Selain itu, dirinya juga menuturkan bahwa dalam menjalankan usaha menangkap ikan di laut, perlu memperhatikan kapasitas tampung (fishing capacity) dari pada kapal masing-masing.

Terutama dengan jumlah ketersediaan es di kapal, hal ini perlu diperhatikan sebagai langkah untuk menjaga mutu ikan tangkapannya.

“Jadi kami minta kepada nelayan agar menangkap secukupnya dan menjaga kualitasnya, jangan menangkap banyak kalau penanganan tidak baik, sehingga kualitasnya rusak,” katanya.

Baca Juga:  Seorang nelayan di Aceh Timur Meninggal Dunia setelah ditinju

Aliman menyebutkan, banyaknya hasil tangkapan ikan nelayan Aceh saat ini juga karena faktor di WPP-RI (wilayah pengelolaan perikanan Indonesia) 572 sedang mengalami musim ikan.

Sehingga, semua armada penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah tersebut (barat sumatera) mengalami peningkatan hasil tangkapan.

Karena itu, DKP Aceh sudah menginstruksikan kepada syahbandar agar mengurangi trip penangkapan ikan guna menghindari kerugian nelayan. Apalagi, saat ini permintaan pasar atau kebutuhan ikan secara domestik tidak meningkat atau stagnan.

“Ketika permintaan ikan di pasar tetap, sementara produksi meningkat, maka yang terjadi adalah harga ikan akan menurun,” ujarnya.

Selain itu, Aliman juga menyampaikan, berdasarkan pengamatan lapangan, ikan yang tidak tertampung oleh cold storage maupun pedagang saat ini karena kualitas ikan yang didaratkan di pelabuhan sudah dalam kondisi kurang baik (bawah standar-BS).

Kemudian, jumlah cold storage di wilayah kota Banda Aceh saat ini juga masih kurang. Terbatasnya gedung pendingin itu disebabkan faktor ketersediaan bahan baku (ikan segar) secara real time belum tercukupi atau tidak mampu terisi secara penuh.

Baca Juga:  Nelayan di Samalanga Bireuen Temukan 15 Kg Sabu Mengapung Tengah Laut

“Bahan baku melimpah (hasil tangkapan ikan di Aceh) hanya di saat musim ikan melimpah,” sebut Aliman.

Meski demikian, DKP Aceh juga mengajak para investor agar mau membangun kembali cold storage di PPS Kutaraja. Apalagi, Pemerintah Aceh sudah menyiapkan mekanisme mempermudah perizinannya.

Dirinya menambahkan, berkaca dari pengalaman, produksi ikan melimpah terjadi dari bulan September hingga Januari. Semestinya produksi ikan yang meningkat ini dapat didistribusikan ke berbagai tujuan.

Lalu, dari konfirmasi DKP Aceh ke pelaku usaha, terganggunya distribusi hasil perikanan di Aceh saat ini juga turut dipengaruhi pemasaran ikan ke luar negeri (ekspor) akibat situasi konflik di wilayah Timur Tengah.

“Maka, harapan kita adalah armada penangkapan ikan supaya dapat menangani hasil tangkapan di atas kapal dengan baik, dan mampu mempertahankan mutu ikan hingga sampai ke daratan,” demikian Aliman.(*)

Antara

Berita Terkait

MER-C berikan sejumlah bantuan kepada pengungsi Rohingya di Aceh Selatan
Puluhan negara lahirkan Deklarasi Aceh pada global simposium tsunami
MER-C Bantu Perlengkapan Shalat dan Pemeriksaan Kesehatan Pengungsi Rohingya di Aceh Timur
Pj Gubernur Safrizal Tinjau Langsung Lokasi Banjir di Aceh Tamiang
Sandiaga Uno Tekankan Pentingnya Adaptasi Digital bagi Wirausahawan Muda
UIN Sultanah Nahrisyah Lhokseumawe Jadi Kado Terakhir Presiden Jokowi untuk Aceh
Pj Gubernur Safrizal Hadiri Pelantikan Anggota DPR Aceh Periode 2024-2029
81 Anggota DPR Aceh Periode 2024-2029 akan dilantik Besok, Berikut Nama-namanya

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 21:19 WIB

MER-C berikan sejumlah bantuan kepada pengungsi Rohingya di Aceh Selatan

Senin, 11 November 2024 - 12:26 WIB

Puluhan negara lahirkan Deklarasi Aceh pada global simposium tsunami

Kamis, 7 November 2024 - 22:54 WIB

MER-C Bantu Perlengkapan Shalat dan Pemeriksaan Kesehatan Pengungsi Rohingya di Aceh Timur

Kamis, 17 Oktober 2024 - 22:53 WIB

Pj Gubernur Safrizal Tinjau Langsung Lokasi Banjir di Aceh Tamiang

Jumat, 11 Oktober 2024 - 12:59 WIB

Sandiaga Uno Tekankan Pentingnya Adaptasi Digital bagi Wirausahawan Muda

Berita Terbaru