IPTI: Jangan Hapus Luka Mei 1998 demi Kepentingan Politik

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengurus DPP Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (Foto:Dok.IPTI)

Pengurus DPP Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (Foto:Dok.IPTI)

“Jangan biarkan sejarah dipalsukan. Ingat Mei 1998. Demi keadilan, demi masa depan.”

JAKARTA, MERCINEWS.COM – Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) menolak rencana penulisan ulang sejarah nasional yang digagas Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI, khususnya terkait Tragedi Mei 1998. Mereka menilai, upaya tersebut berisiko mengaburkan salah satu bab kelam dalam perjalanan bangsa demi kepentingan politik sesaat.

Dalam pernyataan resminya, Senin (16/6/2025), Dewan Pimpinan Pusat IPTI menegaskan bahwa Tragedi Mei 1998 tidak boleh dilupakan, disangkal, atau dimanipulasi. Peristiwa yang menelan ratusan korban jiwa dan memicu kekerasan rasial itu dianggap sebagai tragedi kemanusiaan yang harus diakui secara jujur dan disampaikan secara utuh kepada generasi penerus.

Baca Juga:  LBH IPTI Resmi Dideklarasikan: Suara Keadilan Baru dari Komunitas Tionghoa

“Kami menolak keras segala bentuk revisi, pengaburan, atau penghilangan kebenaran sejarah terkait Tragedi Mei 1998. Sejarah bukan alat politik. Ia adalah cermin bangsa yang harus dijaga keutuhannya,” tegas Sekjen IPTI, Yen Yen Kuswati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

IPTI sendiri menyerukan agar tragedi Mei 1998 dijadikan pelajaran kolektif bangsa, bukan dikemas ulang. Mereka mengingatkan, pengakuan atas sejarah kelam adalah bagian dari keadilan sosial dan demokrasi yang sehat.

Baca Juga:  Batu Lingga Gunung Payung: Saksi Sejarah Peradaban Sunda di Tasikmalaya

“Jangan biarkan sejarah dipalsukan. Ingat Mei 1998. Demi keadilan, demi masa depan,” tegasnya.

IPTI Kritik Fadli Zon

IPTI juga mengecam pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang dinilai menyakiti hati para korban dan keluarga Tragedi Mei 1998. Mereka meminta agar Fadli menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan lebih bijak dalam menyampaikan pernyataan publik terkait isu sejarah.

“Pernyataan beliau mencederai semangat kebangsaan dan memperlihatkan ketidakpekaan terhadap luka sejarah. Kami meminta beliau mengkaji ulang ucapannya dan menunjukkan sikap kenegarawanan,” ujar IPTI.

Meski demikian, dalam pernyataan terpisah, Fadli Zon menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk melibatkan masyarakat luas dalam proses penyusunan sejarah nasional.

Baca Juga:  Peneliti BRIN Ancam Bunuh Semua Warga Muhammadiyah

Ia menyatakan bahwa ruang dialog terbuka dengan berbagai kelompok, termasuk komunitas korban Tragedi Mei 1998, akan terus difasilitasi agar sejarah yang ditulis mencerminkan keragaman perspektif dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

“Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang tanggung jawab kita di masa kini dan masa depan. Karena itu, mari kita menjadikannya ruang bersama untuk membangun pembelajaran, empati, dan kekuatan pemersatu,” ujar Fadli Zon.(rkm)

Berita Terkait

Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 
Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital
Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan
Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik
Pertemuan Prabowo-Jonan Jadi Sinyal Pemerintahan Terbuka pada Gagasan dan Kritik
Ignasius Jonan Dua Jam Bertemu Prabowo di Istana, Ternyata Ini yang Dibahas
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Begini Kronologinya
Bulan Solidaritas Palestina 2025 Dibuka, Indonesia Bergerak untuk Gaza dan Al-Aqsa

Berita Terkait

Minggu, 9 November 2025 - 11:14 WIB

Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 

Sabtu, 8 November 2025 - 11:08 WIB

Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital

Sabtu, 8 November 2025 - 00:41 WIB

Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan

Senin, 3 November 2025 - 23:54 WIB

Pertemuan Prabowo-Jonan Jadi Sinyal Pemerintahan Terbuka pada Gagasan dan Kritik

Senin, 3 November 2025 - 22:20 WIB

Ignasius Jonan Dua Jam Bertemu Prabowo di Istana, Ternyata Ini yang Dibahas

Berita Terbaru