Jakarta, Mercinews.com – Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (3/11/2025). Pertemuan berlangsung sekitar dua jam dan menyentuh sejumlah agenda pemerintahan.
Ignasius Jonan tiba di Istana melalui pintu pilar sekitar pukul 15.35 WIB dan meninggalkan lokasi sekitar pukul 18.27 WIB.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, Jonan menyebut diskusi berlangsung atas prakarsa Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ignasius Jonan menjelaskan bahwa yang dibahas adalah program-program strategis pemerintahan yang menyentuh lapisan masyarakat.
Saat pertemuan, ia menyampaikan pandangannya terkait diplomasi luar negeri Indonesia, peran BUMN dalam pembangunan nasional, serta program kerakyatan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, dan Sekolah Rakyat.
Jonan menambahkan bahwa meskipun program tersebut belum sempurna, dampak ekonomi secara bertahap mulai nampak.
Ia memastikan bahwa pembahasan tidak mencakup isu proyek kereta cepat Whoosh, utang, maupun jabatan pemerintahan.
“Tidak ada pembicaraan soal kereta cepat. Presiden tidak meminta masukan terkait hal itu,” pungkas eks Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.
Profil Singkat Ignasius Jonan
Ignasius Jonan lahir di Singapura, 21 Juni 1963. Ia menempuh pendidikan Akuntansi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan melanjutkan studi ke Fletcher School, Tufts University, Amerika Serikat.
Kariernya dimulai di sektor keuangan, hingga menjadi direktur di Citibank pada usia 36 tahun dan kemudian memimpin PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Nama Jonan dikenal publik saat dipercaya menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2009. Saat itu, KAI mengalami berbagai masalah layanan dan kerugian.
Jonan melakukan reformasi besar, memberantas calo tiket, menerapkan sistem tiket daring, boarding pass, memperbaiki kebersihan stasiun, menggratiskan toilet, serta melengkapi kereta ekonomi dengan AC dan larangan merokok. Reformasi tersebut mengubah citra KAI dan mendorong keuntungan perusahaan, dari rugi Rp83,5 miliar menjadi laba Rp154,8 miliar pada 2009, dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Pada 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Jonan sebagai Menteri Perhubungan. Setelah reshuffle kabinet pada 2016, ia kembali dipercaya menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sepanjang kariernya, Jonan dikenal sebagai sosok profesional, tegas, dan berorientasi pada perbaikan layanan publik.(red)






