Jakarta, Mercinews.com – Wajib pajak perlu memadankan Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) paling lambat Minggu, 30 Juni 2024.
Pemadanan NIK menjadi NPWP adalah bagian dari penerapan single identity number (SIN), sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Per 1 Juli 2024, setiap wajib pajak tidak lagi menggunakan NPWP 15 digit, melainkan NPWP 16 digit yang merupakan NIK masing-masing penduduk. Lantas, bagaimana cara mengetahui NIK sudah menjadi NPWP atau belum?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cara mengecek NIK sudah terintegrasi dengan NPWP
Setiap wajib pajak perlu mengecek apakah NIK yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah dipadankan dengan NPWP atau belum. Sebab, wajib pajak yang belum mengintegrasikan NIK dan NPWP akan mengalami kesulitan mengakses layanan perpajakan mulai bulan depan.
Guna mengetahuinya, ikuti langkah-langkah berikut:
1.Masuk ke laman ereg.pajak.go.id
2.Gulir halaman ke bawah dan klik “Cek NPWP” atau dapat juga mengklik langsung di laman ereg.pajak.go.id/ceknpwp
3.Masukkan NIK, nomor Kartu Keluarga (KK), dan kode captcha
4.Setelah selesai, klik “Cari” untuk mengetahui apakah NIK sudah terintegrasi dengan NPWP.
Selanjutnya, halaman akan menampilkan hasil pencarian yang terdiri dari NPWP, nama wajib pajak (WP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama terdaftar, dan status aktif atau tidaknya.
Cara memadankan NIK dan NPWP
Jika NIK yang terdiri dari 16 digit belum terintegrasi dengan NPWP, wajib pajak perlu segera melakukan pemadanan secara mandiri sebelum 30 Juni 2024.
Tidak perlu mendatangi KPP Pratama, wajib pajak dapat memadankan NIK dan NPWP secara online melalui perangkat ponsel atau komputer. Berikut cara menyambungkan NIK dan NPWP agar nomor penduduk dapat digunakan sebagai nomor wajib pajak:
1.Masuk ke laman www.pajak.go.id
2.Klik menu “Login”
3.Masukkan NPWP, kata sandi, dan kode keamanan (captcha)
4.Klik “Login”
5.Setelah berhasil login atau masuk ke akun, pilih menu “Profil” dan masukkan kembali 16 digit NIK sesuai KTP
6.Pada menu ini, pilih tab data lainnya
7.Halaman akan menampilkan tab data utama, data lainnya, data KLU, hingga anggota keluarga
8.Isi data pada kolom yang tersedia, baik itu nama, NIK, NPWP, tempat dan tanggal lahir, alamat, serta nomor telepon
9.Jika data sudah dimasukkan dengan benar, pilih “Validasi” dan klik “Ubah Profil”
10.Jika data sudah dimasukkan dengan benar, pilih “Validasi” dan klik “Ubah Profil”
11.Sistem selanjutnya akan memastikan kebenaran data yang dimasukkan, klik “Ya” jika telah yakin dengan data yang diinput.
Guna menguji keberhasilan NIK menjadi NPWP, cobalah untuk keluar atau logout dari situs www.pajak.go.id.
Kemudian, masuk kembali dengan menggunakan NIK, kata sandi yang sesuai, dan masukkan kode keamanan yang tersedia. Jika NIK telah tercantum pada menu “Profil”, maka NIK telah diperbarui dan dapat digunakan untuk mengurus segala administrasi perpajakan.
Sanksi jika tidak memadankan NIK dan NPWP Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Dwi Astuti mengatakan, wajib pajak yang tidak memadankan NIK menjadi NPWP akan mengalami kendala dalam mengakses layanan perpajakan.
“Termasuk layanan administrasi pihak lain yang mensyaratkan NPWP,” ujar Dwi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (19/6/2024).
Dwi menjelaskan, kendala tersebut terjadi karena seluruh layanan akan menggunakan NIK sebagai NPWP 16 digit.
Berikut layanan administrasi yang memerlukan NIK sebagai NPWP dan akan sulit diakses oleh wajib pajak jika tidak memadankan keduanya:
.Layanan pencairan dana pemerintah
.Layanan ekspor
.Layanan impor
.Layanan perbankan dan sektor keuangan lainnya
.Layanan pendirian badan usaha Perizinan berusaha.
Selain itu, layanan administrasi pemerintahan juga akan mulai mensyaratkan penggunaan NPWP 16 digit dari NIK mulai tahun depan. Oleh sebab itu, Dwi mengimbau wajib pajak untuk segera melakukan pemadanan NIK menjadi NPWP sebelum batas waktu yang sudah ditentukan yaitu 30 Juni 2024.
(m/ci)