Tentara Lebanon Pilih Mundur Ogah Bantu Hizbullah saat Invasi Darat Israel

Selasa, 1 Oktober 2024 - 14:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Mercinews.com – Lebanon menarik pasukan dari perbatasan saat Israel telah meluncurkan invasi ke negara tersebut pada Selasa (1/10).

Dalam dua pekan terakhir, Israel menggempur habis-habisan Lebanon dan menargetkan fasilitas Hizbullah. Serangan pasukan Zionis bahkan menyebabkan ribuan orang meninggal dan jutaan warga mengungsi.

Di tengah gempuran Israel, tentara Lebanon tampak tak melakukan serangan balik atau melawan. Milisi Hizbullah yang justru kerap membalas rudal-rudal Zionis. Sejak agresi Israel ke Palestina, kedua pihak ini kerap saling serang di perbatasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terlepas dari saling serang Hizbullah dan Israel, mengapa tentara Lebanon justru mundur saat pasukan Zionis mulai menginvasi?

Sumber keamanan Lebanon mengatakan pasukan negara ini mundur sekitar lima kilometer dari perbatasan. Penarikan pasukan Lebanon terjadi sesaat sebelum Israel melancarkan operasi darat terbatas ke negara tetangganya.

Juru bicara militer Lebanon tak mengonfirmasi atau membantah pergerakan pasukan mereka.

Sementara itu, pejabat militer Lebanon mengatakan ada “penempatan ulang” dari posisi terdepan yang dianggap rentan terhadap serangan Israel.

“[Tentara Lebanon sedang] menempatkan kembali dan mengelompokkan lagi pasukan di perbatasan selatan,” kata pejabat itu, dikutip AFP.

Baca Juga:  Militer Israel dan Netanyahu Tak Mau Komentar Soal Serangan ke Iran

Sejak Israel menggempur habis-habisan Lebanon, posisi dan kehadiran tentara negara ini terus dipertanyakan.

Banyak warganet yang merasa tak melihat tentara Lebanon menghalau serangan Israel atau bahkan sampai menyerang balik pasukan Zionis, seperti yang dilakukan Hizbullah.

Ternyata, peran tentara Lebanon terutama saat konflik membara jauh lebih rumit.

Jenderal di Angkatan Bersenjata Lebanon sekaligus Profesor geopolitik dari Universitas St Joseph Beirut, Khalil Helou, membeberkan posisi rumit tentara negara ini.

Dia menyebut peran tentara Lebanon tak hanya mempertahankan perbatasan negara

“Tentara Lebanon tunduk pada instruksi pemerintah,” kata Helou, dikutip Euronews.

Dia lalu berujar, “Selama ini, dan untuk waktu yang lama, telah terjadi perpecahan yang ekstrem. Angkatan darat dibiarkan sendiri.”

Helou menjelaskan saat ini siapa saja yang memimpin Angkatan Darat mereka harus mengambil keputusan yang dianggap tepat.
Jika tentara Lebanon ikut angkat senjata, ada potensi invasi Israel meluas. Jika meluas ke Lembah Bekka bahkan ke seluruh sudut negeri, kawasan Timur Tengah dalam bahaya.

Lebanon selatan dan Lembah Bekka berada di bawah perlindungan hukum Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga:  Serangan Israel ke Rafah Dapat Restu Dari Amerika Serikat

Resolusi ini menetapkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon selatan dan memberi peran aktif ke tentara reguler Lebanon.

Selain itu, resolusi tersebut menyerukan ke pemerintah Lebanon dan UNIFIL “untuk bersama-sama mengerahkan pasukan” sehingga tidak akan ada bentrok atau kontak senjata tanpa persetujuan pemerintah Lebanon.

“Dan tidak ada kewenangan selain dari Pemerintah Lebanon [usai penarikan pasukan Israel],” demikian salah satu poin resolusi itu.

Jika terjadi serangan militer besar, angkatan bersenjata Lebanon akan menghadapi dilema: melawan tentara Israel atau melucuti senjata Hizbullah dengan paksa, dan di sisi lain harus mematuhi resolusi PBB.

Tentara secara konstitusional tunduk ke lembaga politik. Namun, internal Lebanon gonjang-ganjing dan memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain.

Lebanon saat ini juga dalam posisi rentan dan sedang menghadapi krisis politik serta ekonomi. Perang atau berhadapan dengan Israel akan semakin membuat mereka dalam posisi terjepit.

“Jika terjadi serangan darat, unit-unit yang ditempatkan di selatan harus mempertahankan diri dan mempertahankan wilayah Lebanon dengan segala cara yang mereka miliki,” ujar Helou.

Namun pada dasarnya, misi brigade yang ditempatkan di Lebanon selatan bekerja sama dengan UNIFIL dan bukan dengan menggunakan kekuatan.

Baca Juga:  AS sedang Mencoba Menarik Israel dalam konflik Rusia-Ukraina, dokumen rahasia

“Jadi, ini bukan pasukan penyerang, ini bukan pasukan yang akan melawan Israel,” imbuh dia.

Helou lalu berkata, “Keseimbangan kekuatan sama sekali tidak berpihak pada kami dalam kasus ini”.

Hizbullah langgar komitmen
Menurut Resolusi 1701, Hizbullah seharusnya menarik anggota keluar dari Lebanon Selatan, dan sistem rudal yang mampu menargetkan Israel. Namun, milisi ini tak mematuhi komitmen tersebut.

Angkatan bersenjata Hizbullah beroperasi sebagai kontingen operasional yang sangat jauh dari struktur komando tentara Lebanon sebagai proksi Iran.

Ketika Hizbullah mengambil inisiatif sepihak untuk menargetkan Israel, kekuatan politik Lebanon lain dan tentara lumpuh total.

Jika Hizbullah kalah, warga Lebanon pun akan mudah menerima dan tak mempersoalkan.

Warga di Lebanon juga paham betul ada garis merah antar komunitas yang tak bisa dilanggar.

“Komando militer tahu bahwa prioritas utama adalah stabilitas internal terlebih dahulu daripada perang yang dapat berlarut-larut antara militer dan Hizbullah,” kata Helou. (m/c)

Berita Terkait

Markas Pasukan UNIFIL Lebanon Diserang Israel, 2 Personel Terluka
MER-C Serahkan Bantuan Panel Surya dan Alkes untuk RS Indonesia Di Gaza
Satu Tahun Agresi Brutal Israel di Gaza Palestina, 41.870 Orang Meninggal Dunia
Israel Terus Serang Lebanon, Jumlah Korban Tewas di Beirut 2.000 Lebih
Satelit menunjukkan kerusakan di pangkalan udara Israel setelah serangan rudal Iran
Komandan Pasukan Quds IRGC Iran juga tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon
Iran mungkin akan kirim pasukan ke Lebanon, setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah
Hizbullah secara resmi umumkan Hassan Nasrallah Tewas Dalam Serangan Israel

Berita Terkait

Jumat, 11 Oktober 2024 - 16:19 WIB

Markas Pasukan UNIFIL Lebanon Diserang Israel, 2 Personel Terluka

Rabu, 9 Oktober 2024 - 18:00 WIB

MER-C Serahkan Bantuan Panel Surya dan Alkes untuk RS Indonesia Di Gaza

Senin, 7 Oktober 2024 - 12:51 WIB

Satu Tahun Agresi Brutal Israel di Gaza Palestina, 41.870 Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 21:30 WIB

Israel Terus Serang Lebanon, Jumlah Korban Tewas di Beirut 2.000 Lebih

Kamis, 3 Oktober 2024 - 14:18 WIB

Satelit menunjukkan kerusakan di pangkalan udara Israel setelah serangan rudal Iran

Berita Terbaru

Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed)

Olahraga

Hasil Bahrain Vs Indonesia: Skor Imbang 2-2, Gol Menit Akhir

Jumat, 11 Okt 2024 - 01:19 WIB