Pertemuan Prabowo-Jonan Jadi Sinyal Pemerintahan Terbuka pada Gagasan dan Kritik

Senin, 3 November 2025 - 23:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: istimewa

Foto: istimewa

Jakarta, Mercinews.com – Pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Istana Kepresidenan, Senin (3/11/2025), bukan sekadar perbincangan dua tokoh. Lebih dari itu, pertemuan ini mencerminkan terbukanya pemerintah terhadap pandangan kritis dan konstruktif dari berbagai kalangan.

Prabowo menilai Jonan sebagai sosok yang pemikirannya layak diperhitungkan dalam arah pembangunan nasional.

Baca Juga:  Gaji Hakim Naik Drastis! Prabowo: Demi Keadilan, Anggaran TNI-Polri Bisa Dipotong

“Kami saling bertukar pandangan. Menurut saya, beliau adalah salah satu tokoh bangsa,” kata Prabowo saat ditemui di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diskusi keduanya berlangsung sekitar dua jam dan mencakup sejumlah isu strategis, termasuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

“Ya, kami selalu membahas soal Whoosh,” ujar Prabowo singkat.

Baca Juga:  Saat Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Eks Panglima GAM Kembali Pakai Seragam Militer

Ia juga menegaskan rasa optimistisnya setelah berdialog dengan Jonan.

“Saya senang bisa bertemu dan bertukar pandangan dalam banyak hal,”

Dari sisi Jonan, kedatangannya bukan dalam kapasitas politik, melainkan suara warga negara yang ingin menyampaikan pandangan langsung kepada pemimpin.

“Kami meminta waktu untuk berbagi pandangan sebagai rakyat, sebagai warga negara. Puji Tuhan, beliau berkenan mendengarkan dan menerima beberapa masukan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Imigrasi Ngurah Rai Borong Dua Penghargaan Nasional di Bidang Forensik Dokumen

Pertemuan ini memberi pesan penting: komunikasi antara pemerintah dan tokoh masyarakat tetap terbuka.

Di tengah dinamika politik nasional, ruang dialog seperti ini menunjukkan bahwa kritik dan ide dari luar lingkaran kekuasaan tetap memiliki tempat dalam merumuskan kebijakan publik.(red)

Berita Terkait

Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Dinilai Langkah Rekonsiliasi dan Penghormatan Sejarah
Gedung Kemenham Resmi Bernama K.H. Abdurrahman Wahid, Natalius Pigai: Wujud Penghormatan bagi Pejuang HAM
Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 
Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital
Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan
Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik
Ignasius Jonan Dua Jam Bertemu Prabowo di Istana, Ternyata Ini yang Dibahas
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Begini Kronologinya

Berita Terkait

Senin, 10 November 2025 - 22:14 WIB

Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Dinilai Langkah Rekonsiliasi dan Penghormatan Sejarah

Senin, 10 November 2025 - 21:55 WIB

Gedung Kemenham Resmi Bernama K.H. Abdurrahman Wahid, Natalius Pigai: Wujud Penghormatan bagi Pejuang HAM

Minggu, 9 November 2025 - 11:14 WIB

Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 

Sabtu, 8 November 2025 - 11:08 WIB

Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital

Sabtu, 8 November 2025 - 00:41 WIB

Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan

Berita Terbaru

M. Harry Mulya Zein (Foto:istimewa)

Opini

Smart Governance, Sebuah Keniscayaan untuk Indonesia

Selasa, 11 Nov 2025 - 09:47 WIB