Cirebon, Mercinews.com – Suroto, saksi yang menolong Vina dan Eky saat berada di flyover menyampaikan keterangan yang berbeda dari BAP dan putusan sidang saat 2016 silam dan cerita 2024,
Pria asal Solo itu sudah tinggal di Cirebon sejak 25 tahun silam. Saat 2016 ia menjadi Kasi Pemerintahan Desa Kecomberan. Salah satu tugasnya adalah membantu kepolisian menjaga wilayahnya yang sedang rawan kejahatan seperti penjambretan.
“Setiap hari saya di Polsek Talun jam 8 malam karena setiap jam keliling, patrol sampai jam 12-an,” ucap Suroto saat berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di hari kejadian, Suroto mengatakan terakhir berpatroli melewati TKP flyover pada pukul 21.00 WIB.
Ia pun kembali ke polsek. Sekitar pukul 22.00 WIB ia mendapat laporan dari warga ada kecelakaan di flyover.
“Ada laporan katanya ada kecelakaan di flyover, saya naik motor ke sana sendiri, anggota (polisi) nyusul,” katanya.
KDM pun membuka file putusan pengadilan yang menerangkan bahwa saat itu Suroto dalam BAP-nya justru berangkat ke TKP bersama dua anggota polisi bernama Supriadi dan Suja menggunakan mobil. Sesampainya di TKP saksi melihat kedua korban sudah tergeletak dekat pemisah jalan.
“Mobil patrol itu belakangan, yang jelas saya ketemu pak polisi itu di situ (TKP),” kata Suroto.
Setibanya di TKP ia langsung menolong Eky yang masih mengenakan helm dan penuh darah. Saat itu Suroto menduga korban telah meninggal dunia karena tidak merespon apapun.
Tak lama ia mendengar suara minta tolong korban Vina yang berjarak sekitar 5 meter dari Eky. Lagi-lagi keterangan Suroto berbeda dengan BAP yang menyebut Vina merintih dan bukan minta tolong.
“Minta tolong,tolong, yang benar itu minta tolong, Pak,” ucap Suroto menjelaskan.
Menurutnya saat ditolong kedua korban mengalami luka lebam di wajah, berdarah darah di kepala, tangan dan kaki patah.
“Saya tidak menyangka apa-apa, intinya waktu itu saya menyangka kecelakaan kok sampai separah ini. Saya tahunya dulu kecelakaan,” ujarnya.
Usai kejadian, kedua korban pun dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil polisi. Sementara Suroto pulang ke polsek membawa motor dan menyusul ke rumah sakit.
Suroto mengatakan, foto beredar mengenai kondisi Vina saat kejadian berbeda dengan apa yang ia lihat. Ia memastikan saat itu kondisi Vina mengalami luka lebam penuh darah saat pertama kali ditolong.
“Mudah-mudahan permasalahan cepat selesai, biar tidak jadi boomerang di tengah masyarakat. Yang benar katakan benar, yang salah katakan salah. Cepat selesai tidak berlarut-larut, tidak membuat kegaduhan di tengah Masyarakat,” harap Suroto
Sementara itu KDM menilai semua kemungkinan bisa terjadi dalam kasus tersebut. Ia tak ikut campur atas ragam keterangan dari orang-orang yang ia temui terkait tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016 silam itu.
Sebelumnya Cerita 2024 – Menurut Suroto, dirinya sempat mencoba menenangkan Vina agar bersabar menahan rasa sakitnya. “Sabar ya dek lagi manggil mobil. Terlentang juga,” katanya.
Bahkan menurut Suroto, Vina masih sempat melambaikan tangan kanannya untuk meminta pertolongan. “Tangan yang kanan ini,” katanya.
Suroto kemudian mengangkat kepala Vina dan memapahnya. “Bangkitkan, duduk. Dia terlentang, kepalanya saya papah,” katanya.
Suroto melihat luka parah pada bagian kaki dan tangan kiri Vina. Selain itu kata Suroto, wajah Vina juga penuh dengan lebang. “Parah juga, kaki luka, ku kira kena sobekan besi atau apa saya juga gak tahu, tangannya yang kiri yang parah. Wajahnya memar semua,” kata Suroto.
Terpenting menurut Suroto saat itu kondisi Vina sudah ditutup menggunakan jaket biru putih dengan lambang XTC.
“Saya nolong pertama si Vina itu sebelum saya tolong jaket itu sudah buat nutup kemaluannya. Warna putih biru (jaketnya). Saya betulin celana dalamnya si Vina karena posisi celananya tidak pas seperti kita pakai semestinya. melorot. Udah itu saya tutupin lagi pakai jaket,” katanya.
Pria berusia 50 tahun ini menekankan bahwa malam itu hanya dirinya yang menolong Vina dan Eky.
“Ramai cuma gak ada yang berani menolong, saya sendiri yang pertama kali nyentuh korban gak ada yang berani. Gak lama polisi datang,” katanya.
Suroto Gotong Korban Bersama 2 Polisi
Satu di antara saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, Suroto mengaku bersama 2 orang polisi ketika mengevakuasi kedua korban.
Ketika itu, kata Suroto, meski banyak orang di sekitar TKP, namun tak ada yang mau membantu. Sehingga ia berinisiatif menelpon Polsek Talun untuk membantunya evakuasi Vina Cirebon dan Eky.
Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.
Kedua anggota Polsek Talun yang menolong korban bersama Suroto itu bernama Suja dan Suparti.
Mereka bisa menjadi saksi kunci dalam kasus pembunuhan yang terjadi 8 tahun silam. Lantas di mana keberadaan kedua polisi tersebut kini? Suroto mengatakan, kalau kedua anggota polisi itu kini sudah pensiun. Sayangnya, ia tak menjelaskan apakah satu di antaranya tahu dengan korban.
“Dibawa ke rumah sakit pakai mobil patroli polisi,” ungkapnya.
Suroto mengatakan bahwa pada malam itu Melmel tidak ada di lokasi penemuan Vina dan Eky. “Tidak ada (Melmel),” kata Suroto.
Menurut dia, saat itu yang membantunya mengangkat kedua korban adalah anggota polisi dari Polsek Talun.
Diungkap Suroto, saat itu banyak pengendara yang lalu lalang namun tidak ada yang berani menolong korban. Suroto yang merupakan perangkat desa pun langsung berinisiatif mengecek kedua korban.
Ia memastikan bahwa pada malam penemuan itu, Eky sudah meninggal dunia. “Eky sudah tidak bernapas, yang perempuan masih hidup. Dia (Vina) selalu minta tolong,” tutur Suroto.
Suroto lalu menghubungi Polsek Talun untuk mengabarkan peristiwa itu. Tak lama, dua anggota polisi datang ke TKP.
Diakui Suroto, saat evakuasi, dirinya hanya dibantu dua anggota polisi itu saja. “Ngangkat korban laki bertiga aja, korban perempuan tiga aja, saya dengan anggota kepolisian dua orang,” ungkapnya.
Susno Duadji Sebut Kesaksian Suroto Lebih Meyakinkan
Di sisi lain, eks Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji berpendapat keterangan Suroto menjadi kuat karena didukung dua polisi yang ikut membantu dan petugas Rumah Sakit Gunung Jati.
“Kesaksian Pak Suroto lebih meyakinkan,” kata Susno Duadji.
Jika memang kesaksian Suroto benar dan tidak berbohong, maka bisa mengubah alur kasus Vina Cirebon.
“Maka jalannya perkara ini akan berbalik 180 derajat, termasuk yang sudah disidangkan.”
“Termasuk yang sudah mendapat vonis berarti hakim, jaksa, dan Polri membawa perkara itu ke depan sidang berdasarkan suatu rekayasa kejadian berbeda dengan apa yang dijelaskan ini termasuk nantinya membawa Pegi ke depan persidangan,” kata Susno Duajdi soal Suroto di kasus Vina Cirebon.
(m/c)
Sumber Berita : TribunBreakingNews / TRIBUNJABAR