Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Guncang Jepang

Sabtu, 11 Maret 2023 - 07:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mercinews.com – Hari ini 12 tahun lalu, tepatnya 11 Maret 2011, gempa bumi magnitudo 9,1 dan tsunami mengguncang Jepang dan menyebabkan bencana nuklir dahsyat.

Dikutip dari The Guardian, gempa dan tsunami yang terjadi di Tohoku, sekitar 43 mil lepas pantai timur laut Honshu ini menewaskan lebih dari 18.000 jiwa.

Gempa besar ini turut memicu kehancuran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Okuma, Fukushima, Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahkan menurut History, bencana nuklir Fukushima tercatat sebagai bencana nuklir terburuk kedua dalam sejarah. Setidaknya, lebih dari 100.000 orang direlokasi akibat tragedi ini.

Gempa terdahsyat Jepang picu gelombang tsunami

Dilansir dari Kompas.com (11/3/2020), gempa terjadi pada 11 Maret 2011 pukul 14.46 waktu setempat.

Pusat gempa terletak di 130 kilometer timur kota Sendai, prefektur Miyagi, Tohoku, dengan kedalaman 30 kilometer di bawah Samudera Pasifik.

Gempa ini disebut sebagai gempa terdahsyat dalam sejarah Negeri Sakura, dan terbesar keempat sepanjang sejarah dunia.

Usai gempa bumi mengguncang, gelombang setinggi 10 meter mendatangi pantai dan sebagian kota Sendai, lalu membanjiri bandara dan permukiman di sekitarnya.

Baca Juga:  Rusia menangguhkan kerja sama dengan Jepang penangkapan ikan di Kepulauan Kuril

Menurut beberapa laporan, gelombang air laut masuk ke daratan sejauh 10 kilometer dan menyebabkan Sungai Natori meluap.

Gelombang tsunami juga menghantam pantai merusak prefektur Iwate, tepat di utara prefektur Miyagi, serta Fukushima, Ibaraki, dan Chiba, prefektur di sepanjang Pantai Pasifik di selatan Miyagi.

Daerah lain yang diterjang tsunami adalah Kamaishi dan Miyako di Iwate, Ishinomaki, Kesennuma, dan Shiogama di Miyagi, serta Kitaibaraki dan Hitachinaka di Ibaraki.

Ketika air kembali ke laut, puing-puing bangunan ikut terseret beserta ribuan korban yang terjebak dalam banjir.

Hamparan luas daratan pun tiba-tiba hilang terendam air laut. Menurut Britannica, kecepatan tsunami yang menyebar dari pusat gempa mencapai 800 kilometer per jam.

Akibatnya, sejumlah kawasan lain di cekungan Pasifik juga mengalami gelombang tinggi.

Ombak setinggi 3,3 hingga 3,6 meter terlihat di pantai-pantai Kauai dan Hawaii, sementara ombak setinggi 15 meter tampak di Pulau Shemya.

Sembilan jam kemudian, gelombang tsunami setinggi 2,7 meter menghantam pantai-pantai di California dan Oregon, Amerika Utara.

Baca Juga:  RI Dapat Pinjaman Rp 10 Triliun Dari Jepang

Baca juga: PLTN Chernobyl dan Tragedi Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Bencana nuklir Fukushima

Di sisi lain, sesaat setelah gempa bumi, sistem di PLTN Fukushima mendeteksi guncangan, sehingga secara otomatis mematikan reaktor nuklir.

Dikutip dari Kompas.com (3/11/2021), generator darurat bertenaga diesel menyala agar pendingin tetap dipompa di sekitar inti reaktif.

Sebab, inti reaktif masih sangat panas bahkan setelah reaktor berhenti. Terjangan gelombang tsunami pertama tiba di PLTN Fukushima Daiichi, dan mampu dihadang tembok penghalang.

Akan tetapi, beberapa menit kemudian, disusul gelombang tsunami kedua setinggi lebih dari 14 meter yang menembus tembok penghadang dan membuat kekacauan di PLTN.

Saat itu, terjadi keadaan darurat nuklir, dan membuat pemerintah Jepang mengeluarkan perintah evakuasi penduduk yang tinggal dalam radius 1,9 mil atau 3 kilometer dari pembangkit listrik.

Selama keadaan darurat, masing-masing dari tiga reaktor nuklir di PLTN Fukushima berhasil ditutup, tetapi daya cadangan dan sistem pendinginnya gagal.

Akibatnya, sisa panas menyebabkan batang bahan bakar di ketiga reaktor meleleh sebagian. Reaktor 1 meledak pada 12 Maret 2011, disusul dengan ledakan reaktor 3 pada 14 Maret 2021.

Baca Juga:  Seorang pria ditangkap di dekat Pidato PM Jepang ada suara ledakan

Hal ini membuat zona evakuasi diperluas hingga radius 20 kilometer dari PLTN. Tak hanya itu, PLTN juga mengalami sejumlah ledakan zat kimia yang merusak bangunan.

Materi radioaktif mulai bocor ke atmosfer dan Samudera Pasifik, mendorong evakuasi dan meluasnya zona terlarang. Pemerintah Jepang pun akhirnya mengevakuasi semua penduduk dalam radius 30 kilometer dari lokasi PLTN.

Tak ada korban jiwa saat bencana nuklir terjadi. Setidaknya 16 pekerja terluka karena ledakan, sementara puluhan lainnya terpapar radiasi saat berusaha mendinginkan reaktor dan menstabilkan PLTN.

Bencana Fukushima diklasifikasikan sebagai level tujuh oleh Badan Energi Atom Internasional, level tertinggi untuk peristiwa yang sama.

Di samping itu, bencana ini menjadi bencana kedua yang memenuhi klasifikasi setelah tragedi nuklir Chernobyl di Ukraina. Pada 2012, Perdana Menteri Jepang saat itu, Yoshihiko Noda menuturkan, negara turut andil atas bencana ini.

Pada 2019, pengadilan kemudian memutuskan pemerintah ikut bertanggung jawab dan wajib membayar kompensasi kepada para pengungsi.

(m/c)

(Sumber: Kompas.com/Mela Arnani

Berita Terkait

Vaksinasi Terhambat Blokade, Wabah Polio Kembali Ancam Jalur Gaza
Gaza Utara Kembali Diserang, 15 Korban Syahid Dievakuasi di RS Indonesia
Tiga Polisi Tewas Ditembak di Lampung
Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari dengan Rusia
Pasukan Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk
Houthi akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel
Gencatan senjata Gaza selesai, AS jalin dialog langsung dengan Hamas
Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 10:02 WIB

Vaksinasi Terhambat Blokade, Wabah Polio Kembali Ancam Jalur Gaza

Jumat, 21 Maret 2025 - 14:59 WIB

Gaza Utara Kembali Diserang, 15 Korban Syahid Dievakuasi di RS Indonesia

Rabu, 19 Maret 2025 - 11:37 WIB

Tiga Polisi Tewas Ditembak di Lampung

Kamis, 13 Maret 2025 - 07:41 WIB

Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari dengan Rusia

Kamis, 13 Maret 2025 - 07:20 WIB

Pasukan Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk

Berita Terbaru