Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Meninggal Dibunuh Israel di Rafah Gaza selatan

Jumat, 18 Oktober 2024 - 18:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar/ Foto: Telegram

Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar/ Foto: Telegram

Mercinews.com – Kepemimpinan Hamas telah memberitahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir tentang tewasnya Sinwar dalam sebuah operasi di Tel Al Sultan dan menekankan bahwa setelah kematiannya, pembicaraan tentang pertukaran tahanan dan mengakhiri perang akan menjadi makin sulit,” ungkap laporan itu.

Hamas sendiri belum mengkonfirmasi secara terbuka kematian Yahya Sinwar. Di sisi lain, pihak Israel melalui tes DNA telah memastikan bahwa jasad yang ditemukan adalah benar Yahya Sinwar.

Bagi Hamas, kematian Sinwar meninggalkan kekosongan besar dalam kepemimpinan kelompok militan tersebut, dengan masa depannya di Gaza dan sekitarnya yang belum jelas. Ini adalah pukulan simbolis bagi kelompok yang sudah terguncang oleh berbagai pembunuhan para pemimpin mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hamas disebutkan akan segera menunjuk pemimpin baru pasca munculnya laporan tewasnya Yahya Sinwar. Hal ini diungkap oleh sejumlah sumber yang berbicara kepada situs berita Lebanon, LBCI, Jumat (18/10/2024).

Baca Juga:  Presiden Iran Ancam Israel akan Hancurkan Tel Aviv dan Haifa

Sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza bereaksi usai pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas di tangan Israel.

Kematian Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, dalam bentrokan melawan pasukan tentara Israel di Rafah

Reaksi pertama datang dari salah satu pengungsi di Gaza, Amal al-Hanawi. Ia mengaku berduka atas kematian Sinwar. Dia menilai kekuatan Hamas akan menurun drastis usai kematian Sinwar di tangan militer Zionis.

Pembunuhan Yahya Sinwar adalah tragedi bagi rakyat Gaza. Kami tidak mengharapkannya. Saya merasa bahwa Hamas sudah berakhir. Tidak ada lagi perlawanan yang kuat. Sebab, mereka telah hancur persis (seperti) apa yang diinginkan Netanyahu,” katanya Al-Hanawi kepada AFP.

Senada dengan Al-Hanawi, warga lainnya bernama Ahmed Omar juga berduka atas kematian Sinwar. Meski begitu, ia menilai Sinwar mati syahid karena sudah turut berkontribusi untuk membela warga Gaza dari kebengisan Israel.

Baca Juga:  AS Rencana membom Meksiko untuk memerangi perdagangan narkoba

“Dia akan dikenang sebagai pemimpin yang mati di medan perang,” kata Omar.

Pengungsi lainnya, Moumen Abu Wassa, mengatakan bahwa Israel tidak lagi punya alasan untuk melanjutkan agresi militernya di Gaza. Sebab, Israel sudah berhasil membunuh Sinwar yang menjadi target utama mereka sejak 7 Oktober 2023 lalu.

“Tidak ada lagi alasan bagi Netanyahu untuk melanjutkan perang pemusnahan ini. Dengan kehendak Tuhan, perang akan berakhir. Kita akan melihat dengan mata kita pembangunan kembali Gaza,” jelas Wassam.

Lebih lanjut, Nofal Abou Maher berharap konflik di Gaza segera berakhir. Sebab, ia merasa sudah lelah menghadapi konflik yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

“Kami kelelahan. Perang sudah terlalu jauh. Itu telah mengambil segalanya dari kami,” ungkap Maher.

Baca Juga:  Putin berbicara kepada warga Rusia, Soal perselisihan dan pengkhianatan

Sebelumnya, Yahya Sinwar dilaporkan tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza selatan kota Rafah pada Rabu (17/10) waktu setempat.

Pada Rabu (16/10), pasukan Israel sedang melakukan patroli rutin dan tiba-tiba berpapasan dengan tiga orang bersenjata.

Mereka lantas terlibat baku tembak. Salah satu di antara mereka lari ke gedung.

Pasukan Israel lalu memeriksa dan mengerahkan drone ke gedung tersebut. Dalam gambar yang disebarkan IDF, tampak seseorang dengan penutup kepala duduk di kursi.

Dalam video yang dirilis militer Israel, Sinwar ditemukan tidak berdaya di kursi sofa usai drone mereka menyambar habis rumahnya.

Pada hari yang sama, Israel sebetulnya juga sudah melancarkan serangan ke kamp Jabaliya. Menurut laporan rumah sakit yang ada di daerah tersebut, serangan itu dilaporkan menewaskan 14 orang. (*)

Berita Terkait

Zohran Mamdani: Wali Kota New York yang Ingin Tegakkan Hukum Internasional
Timor-Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN, Babak Baru Kerja Sama Kawasan
Polisi Malaysia Gerebek Sindikat Perdagangan Manusia, 49 WNI Disekap
Ricuh di Peru! Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat Setelah Demo Gen Z Meluas
Alhamdulillah, Paket Bantuan dari Indonesia Akhirnya Tiba di Gaza
Sultan Banten Apresiasi dan Dukung Global Sumud Flotilla Tembus Blokade Israel
Bruce Hung: Taiwan Bangga Jadi Mitra Dagang Indonesia
Ribuan Massa Serukan Netanyahu sebagai Penjahat Perang di Markas PBB

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 23:45 WIB

Zohran Mamdani: Wali Kota New York yang Ingin Tegakkan Hukum Internasional

Minggu, 26 Oktober 2025 - 17:18 WIB

Timor-Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN, Babak Baru Kerja Sama Kawasan

Jumat, 17 Oktober 2025 - 23:19 WIB

Polisi Malaysia Gerebek Sindikat Perdagangan Manusia, 49 WNI Disekap

Jumat, 17 Oktober 2025 - 23:02 WIB

Ricuh di Peru! Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat Setelah Demo Gen Z Meluas

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:16 WIB

Alhamdulillah, Paket Bantuan dari Indonesia Akhirnya Tiba di Gaza

Berita Terbaru

Dr. M. Harry Mulya Zein.(Foto: Mercinews.com)

Opini

Putusan MK, Ingatkan Polri Gunakan Manajemen Talenta

Minggu, 16 Nov 2025 - 13:20 WIB