Mercinews.com – Suroto, seorang saksi mata berusia 50 tahun, mengaku mendengar percakapan antara polisi dan tersangka saat olah TKP kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon.
Kesaksian ini muncul delapan tahun setelah kejadian tragis tersebut.
Vina, seorang gadis berusia 16 tahun dari Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, ditemukan tewas bersama kekasihnya, Eki, di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada Sabtu, 27 Agustus 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka diduga menjadi korban penganiayaan oleh geng motor.
Dilansir dari Youtube Tribun Lampung pada Minggu, 09 Juni 2024, Suroto, yang bekerja sebagai mandor di Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, mengaku sebagai orang pertama yang menolong Vina dan Eki di lokasi kejadian.
Dua hari setelah menolong mereka, Suroto dipanggil oleh polisi untuk menghadiri olah TKP di belakang showroom dekat SMP 11 Cirebon, tempat Eky dan Vina disiksa.
Di lokasi tersebut, Suroto melihat dua tersangka yang tidak ia kenali.
Menurut Suroto, polisi berulang kali menanyakan kepada para tersangka mengenai alat yang digunakan untuk memukul korban, yang kemudian diakui sebagai balok kayu.
Suroto menduga para pelaku dipaksa mengaku karena pengakuan mereka terdengar seragam dan tidak alami.
Sementara itu, Mantan Jenderal Polisi, Susno Duadji, menilai kesaksian Suroto kuat karena didukung oleh dua polisi dan petugas Rumah Sakit Gunung Jati.
Menurut Susno, jika kesaksian Suroto benar, ini bisa mengubah alur kasus secara drastis dan menunjukkan bahwa ada rekayasa dalam persidangan sebelumnya.
Suroto juga memastikan bahwa di lokasi kejadian tidak ada kamera CCTV, meskipun sempat beredar tangkapan layar rekaman CCTV di media sosial.
Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada malam kejadian.
Pada malam kejadian, Suroto yang sedang ronda melihat kerumunan di jembatan Talun dan menemukan dua korban tergeletak di dekat median jalan.
Ia memeriksa kondisi korban dan menemukan bahwa Eky sudah meninggal, sementara Vina masih hidup dan meminta pertolongan.
Suroto kemudian membantu mengevakuasi korban ke RSD Gunung Jati bersama polisi.
Suroto juga menyatakan bahwa luka-luka yang dialami kedua korban terlihat janggal dan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.
Motor korban ditemukan dalam kondisi yang tidak rusak signifikan.
Egi Prayoga alias Egi Ripra, yang terseret dalam kasus ini karena status Facebooknya, menyatakan ketakutannya jika dipertemukan dengan para pelaku.
Egi khawatir para pelaku sudah dibekali untuk menjadikannya tersangka, meskipun ia mengaku tidak mengenal korban maupun pelaku.
Kasus ini terus menjadi perhatian publik, dan banyak pihak berharap agar penyelidikan lebih lanjut dapat mengungkap fakta-fakta baru untuk mengungkap kebenaran di balik pembunuhan tragis ini.
(m/c)