Jakarta, Mercinews.com – Rusia menegaskan tak akan menghukum Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin dan pasukannya meski telah melancarkan pemberontakan dan menyerang markas militer di Rostov pada Sabtu (24/6/2023).
Alih-alih menghukum, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Prigozhin akan dikirim ke Belarusia, negara tetangga Rusia, setelah sepakat bernegosiasi dengan Moskow.
Prigozhin juga mendapat jaminan dari Presiden Vladimir Putin untuk meninggalkan Rusia. Jaminan itu merupakan bagian dari kesepakatan untuk menghentikan pasukan tentara bayaran Wagner melakukan serbuan menuju Moskow.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengapa Prigozhin tidak pernah dihukum meski sudah serbu militer Rusia?
Menurut sejumlah analis, salah satu alasannya adalah karena faktor kedekatan Prigozhin dan Putin. Melansir Associated Press, Sabtu (24/6), Prigozhin memiliki hubungan yang dekat dengan Putin sejak lama. Keduanya lahir di Leningrad atau yang sekarang bernama St. Petersburg.
Selama tahun-tahun terakhir Uni Soviet, Prigozhin sempat menjalani hukuman penjara 10 tahun. Ketika bebas, ia mendirikan kedai hot dog dan restoran mewah yang menarik minat Putin.
Dalam masa jabatan pertamanya, Putin pernah mengajak mantan Presiden Prancis Jacques Chirac untuk makan di restoran Prigozhin.
“Vladimir Putin melihat bagaimana saya membangun bisnis dari kios, dia melihat bahwa saya tidak keberatan melayani tamu terhormat karena mereka adalah tamu saya,” kenang Prigozhin dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 2011.
Selain itu, Wagner juga dianggap telah banyak membantu rezim Putin. Melansir Reuters, Prigozhin mengakui pada September lalu bahwa dia telah mendirikan kelompok militer swasta itu pada 2014, tahun ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina.
Grup Wagner telah bertempur di Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah, dan Mali. Kelompok itu juga memberikan dukungan kepada separatis yang didukung Rusia yang merebut sebagian wilayah Donbas timur Ukraina pada 2014.
Di Ukraina, tentara bayaran Prigozhin telah menjadi kekuatan utama Rusia dalam perang. Bulan lalu kelompok tersebut merebut kota Bakhmut di Ukraina timur setelah beberapa pertempuran paling brutal dalam perang tersebut.
Akibat kedekatannya dengan Putin, Prigozhin kerap menjadi blak-blakan mengkritik para kaki tangan sang presiden yang dinilai tak becus. Salah satu musuh bebuyutannya yakni Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, Prigozhin tak segan mengkritik dan membeberkan kelemahan serta keburukan pasukan Putin di medan perang.
Akibat sikap blak-blakannya, Prigozhin berhasil meraup banyak dukungan di kalangan garis keras pro-perang Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Kritiknya terhadap kepemimpinan militer Rusia juga membuatnya mendapat pujian atas “kejujurannya.”
Selain itu, sejumlah pejabat Rusia menilai tidak ada satu pun tentara yang berani dan bersedia berperang langsung melawan pasukan Wagner hanya untuk mempertahankan Moskow.
“Kondisinya saat ini itu tidak ada satu pun yang bersedia mati demi mempertahankan Moskow. Semua orang mengerti bahwa ini bukan soal melindungi diri dari musuh, tapi tentang pertempuran internal yang kotor, tidak masuk akal untuk mati demi masalah ini,” ucap seorang pejabat Rusia kepada The Moskow Times.
Selain itu, para pejabat Rusia juga mengatakan Prigozhin memiliki basis dukungan yang kuat dari sejumlah pejabat hingga warga Rusia.
“Ini lah kenapa seluruh jalanan seakan terbuka hingga Wagner bisa memobilisasi pasukannya ke kota-kota di Rusia. Untuk alasan yang sama, mereka berhasil menduduki Rostov tanpa baku tembak dalam beberapa jam saja,” ucap pejabat Rusia dalam sarat anonim. []