Arab Saudi Hapus Semua Terkait Nama Palestina di Peta Buku Sekolah

Senin, 10 Juni 2024 - 09:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Kolase Foto Bendera Arab Saudi dan Bendera Israel. (Dok. Pool Getty Images)

Foto: Kolase Foto Bendera Arab Saudi dan Bendera Israel. (Dok. Pool Getty Images)

Jakarta, Mercinews.com – Arab Saudi diketahui telah mengubah kurikulum pendidikan dengan menghapus nama Palestina dari peta buku sekolah. Hal tersebut terjadi menyusul ketegangan antara Palestina dengan Israel pasca pecahnya konflik di Gaza sejak 7 Oktober 2024.

Melansir New Arab, laporan lembaga pemikir pro-Israel menyebut kurikulum Arab Saudi terbaru menunjukkan perubahan signifikan pada buku teks dari tahun ajaran sebelumnya. Bahkan ini terlihat dalam terminologi.

Salah satunya adalah gambar dari buku Studi Sosial dan Nasional 2023-2024. Di mana ada peta Arab Saudi dan negara-negara sekitarnya tetapi wilayah Palestina dibiarkan tanpa nama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini tidak seperti peta dalam buku teks 2022,” dalam laporan itu dikutip Minggu (9/6/2024).

Kata-kata yang dianggap “bermusuhan” dengan Israel juga dihapus dari beberapa teks dalam kurikulum. Terutama istilah seperti “musuh” dan “musuh Zionis” dan teks yang memperingatkan tentang ambisi Israel di wilayah tersebut dan upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka juga dihapus.

Baca Juga:  China sedang membangun pangkalan militer rahasia di Tajikistan

Laporan lainnya yang disajikan IMPACT-se menunjukan bahwa buku teks tersebut merujuk Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan sebagai ibu kota Palestina, bukan seluruh Yerusalem. Zionisme juga tidak lagi disebut sebagai “gerakan Eropa rasis”, dan bahasa lain yang sangat kritis terhadap Israel telah diubah.

“Secara keseluruhan, 21 kasus sentimen anti-Israel dalam buku teks lama telah dihapus dalam kurikulum baru ini,” tambah lama itu.

Perubahan tersebut diduga terkait dengan pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat (AS) untuk berupaya menormalisasi hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv. AS awal bulan ini mengatakan bahwa mereka hampir mencapai pakta pertahanan dengan Arab Saudi, yang dapat membuka jalan bagi normalisasi Israel.

Baca Juga:  Seorang pria ditangkap di dekat Pidato PM Jepang ada suara ledakan

Riyadh mengatakan tidak akan menjadi perantara hubungan dengan Israel sebelum negara Palestina diberikan. Ini adalah syarat yang ditolak oleh pemerintah sayap kanan Israel.

Meski demikian belum ada konfirmasi dari Arab Saudi sendiri soal ini. Israel juga tak memberi pernyataan baru.

Perlu diketahui, operasi AS sendiri dalam menormalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab dimulai pada tahun 2017. Presiden AS saat itu, Donald Trump, menginisiasi Kesepakatan Abraham atau Abraham Accord, yang akhirnya menarik Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko untuk berhubungan secara diplomatik dengan Tel Aviv.

Setelah normalisasi itu, muncul laporan bahwa Washington sedang berupaya menginisiasi hubungan diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. Namun hingga saat ini upaya tersebut belum terwujud.

Mantan direktur CIA David Petraeus mengatakan bahwa hal ini disebabkan langkah Israel yang tidak mau tunduk pada “Solusi Dua Negara”. Ini merujuk skema ini akan ada dua negara di wilayah itu berdiri berdampingan, Israel dan Palestina.

Baca Juga:  Menlu Iran: Serangan Pesawat Tak Berawak Israel seperti Mainan Anak-anak

“Jalan yang solid, komitmen yang kuat terhadap solusi dua negara dari Israel adalah pertanyaan terbesar bagi rencana normalisasi Israel dan Saudi,” ujarnya kepada CNBC International.

Sementara itu, Arab Saudi memang tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara dan menolak mengakuinya sejak negara Yahudi itu merdeka pada tahun 1948. Namun, terdapat “kerja sama” yang terpisah antara keduanya dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan harapan akan perjanjian normalisasi.

Sejak akhir 2022, penerbangan Israel bisa melewati langit negeri itu. Ini seiring keluarnya aturan negeri tersebut yang mengizinkan semua penerbangan melintasi langit Arab Saudi tak terkecuali El Al, Israir dan Arkia, tiga maskapai penerbangan Israel.

(m/c)

Sumber Berita : CNBC Indonesia

Berita Terkait

RS Indonesia kembali Dikepung, MER-C Desak Israel Hentikan Serangan dan Buka Blokade
Vaksinasi Terhambat Blokade, Wabah Polio Kembali Ancam Jalur Gaza
Gaza Utara Kembali Diserang, 15 Korban Syahid Dievakuasi di RS Indonesia
Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari dengan Rusia
Pasukan Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk
Houthi akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel
Gencatan senjata Gaza selesai, AS jalin dialog langsung dengan Hamas
Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 14:25 WIB

RS Indonesia kembali Dikepung, MER-C Desak Israel Hentikan Serangan dan Buka Blokade

Jumat, 2 Mei 2025 - 10:02 WIB

Vaksinasi Terhambat Blokade, Wabah Polio Kembali Ancam Jalur Gaza

Jumat, 21 Maret 2025 - 14:59 WIB

Gaza Utara Kembali Diserang, 15 Korban Syahid Dievakuasi di RS Indonesia

Kamis, 13 Maret 2025 - 07:41 WIB

Ukraina Terima Gencatan Senjata 30 hari dengan Rusia

Kamis, 13 Maret 2025 - 07:20 WIB

Pasukan Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk

Berita Terbaru