KIEV, Mercinews.com – Amerika Serikat (AS) percaya bahwa unsur-unsur dinas intelijen Ukraina melakukan serangan lintas batas terhadap pesawat mata-mata Rusia di Belarusia tanpa persetujuan dari pemerintah Ukraina.
Demikian laporan jurnalis Breaking Points Saagar Enjeti pada hari Senin, mengutip dokumen yang bocor.
Serangan itu melihat sebuah drone menimbulkan kerusakan kecil pada pesawat peringatan dini dan kontrol A-50 Rusia yang ditempatkan di pangkalan udara Machulishchy di Belarusia bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak berwenang Belarusia menangkap sejumlah tersangka, salah satunya diduga terkait dengan organisasi polisi rahasia Ukraina, SBU, yang dituduh mendalangi serangan oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dengan bantuan dari CIA.
Kementerian Luar Negeri Ukraina dengan tegas membantah keterlibatan apa pun oleh Kiev, sementara penasihat presiden Ukraina Mikhail Podoliak menyalahkan serangan itu hanya pada partisan lokal.
“Bagaimanapun, Pentagon menilai bahwa SBU melakukan serangan itu tanpa meminta persetujuan dari Presiden Vladimir Zelensky atau pejabatnya,” kata Enjeti dalam sebuah laporan video pada hari Selasa (11/4/2023) seperti disitir dari RT.
Dugaan dokumen Pentagon yang berisi penilaian tersebut bocor di media sosial minggu lalu, dan sejak itu mendapat banyak perhatian media.
Enjeti mengatakan laporan tentang serangan pesawat menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak kendali yang sebenarnya dimiliki Zelensky atas aparat intelijennya sendiri.
“Mungkin ini memberikan kepercayaan pada gagasan bahwa ada banyak elemen nakal di dalam pemerintah (Ukraina) yang pada dasarnya melakukan apa pun yang mereka inginkan,” lanjutnya, mengutip serangkaian serangan teroris di Rusia sebagai potensi operasi SBU.
Kremlin telah berulang kali menyalahkan Ukraina dan dinas intelijennya atas serangan ini, termasuk pengeboman Jembatan Crimea dan pembunuhan jurnalis Daria Dugina serta blogger militer Vladlen Tatarsky.
Setiap kali Ukraina melakukan sesuatu, siapa yang melakukannya?” tanya Enjeti. “Zelensky menampilkan dirinya sebagai pemimpin… tapi jelas ada elemen pemerintah di sana yang tidak mendengarkannya. Siapa yang tahu apa yang akan mereka seret ke kita,” sambung Enjeti.
Departemen Pertahanan AS belum mengkonfirmasi keaslian dokumen yang bocor, meskipun seorang juru bicara departemen itu mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa file yang diposting di media sosial mirip dalam format dengan yang digunakan dalam pengarahan Pentagon dan pembaruan intelijen. “Kebocoran itu menimbulkan risiko yang sangat serius bagi Washington,” tambahnya.
File lain dalam bocoran tersebut merinci rencana perang AS di Ukraina, pengawasannya terhadap sekutunya, situasi amunisi yang menipis dengan cepat di Kiev, dan materi sensitif lainnya yang terkait dengan Ukraina, China, Timur Tengah, dan terorisme. [m/c)