Jakarta, Mercinews.com – Rusia dilaporkan merekrut pemuda Palestina dan Suriah untuk dijadikan prajurit yang membantu pasukannya menginvasi Ukraina.
Sumber kepada kantor berita The Media Line (TML) menuturkan Rusia sejauh ini telah merekrut 300 orang Palestina ke zona perang di Ukraina.
Sumber keamanan pemerintah Libanon memberi tahu TML bahwa pemuda Palestina dibayar US$350 (Rp5,4 juta) per bulan untuk mendaftar di militer Rusia,” bunyi laporan TML dikutip Ukrainska Pravda pada Rabu (8/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sementara itu, pasukan elit Suriah juga direkrut sebagai bentuk terima kasih atas kesetiaan (Rusia) membantu perang saudara,” kutipan laporan itu menambahkan.
Perekrutan tentara ini disebut dilakukan melalui para aktivis yang berafiliasi dengan kedutaan Palestina di Libanon. Anggota partai berkuasa Fatah di Palestina juga disebut ikut membantu merekrut para prajurit ini.
Selain itu, perekrutan juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan kelompok Hizbullah di Libanon.
TML melaporkan Rusia mencari orang-orang terampil yang mengoperasikan drone dan individu yang ahli dalam perang gerilya di perkotaan.
Menurut kantor berita tersebut, Rusia juga mengirim warga Palestina ke zona kontak. Saat ini diperkirakan ada 100 orang Palestina yang bersiap dikirim ke medan perang.
Mayoritas para tentara bayaran dari Palestina ini disebut berasal dari kamp pengungsi Palestina terbesar di Libanon, Ein Al-Khalwa. Lokasinya tepat di sebelah selatan kota pelabuhan Sidon.
Selain di Palestina, Rusia juga disebut mencari tentara bayaran dari Suriah. Perekrutan ini dilakukan oleh Wagner Group, kelompok tentara bayaran kaki tangan Rusia untuk invasi ke Ukraina.
Berbeda dengan di Palestina, perekrutan di Suriah lebih mengacu kepada para prajurit hingga pasukan elit dari unit militer yang selama ini diawasi Rusia.
Para prajurit dari Suriah ini disebut dibayar US$500-700 (Rp7,7-10,8 juta) per bulan. Bagi Suriah, jumlah itu melampaui standar gaji di negara tersebut.
Pada Maret 2022, Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan memang ada sekelompok personel Rusia yang berasal dari Suriah.
(m/c)