Mercinews.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut militer Rusia sebagai binatang buas. Tudingan itu dilontarkan usai video pemenggalan diduga militer Rusia terhadap tawanan perang Ukraina beredar.
Ada sesuatu yang tidak dapat diabaikan oleh siapapun di dunia: betapa mudahnya binatang buas ini membunuh… kami tidak akan melupakan apa pun, kami juga tidak akan memaafkan para pembunuh,” kata Zelensky dalam sebuah pesan di media sosial. Ia kemudian bersumpah untuk memberikan keadilan kepada para pelaku.
Menurut laporan yang dirilis bulan lalu, pemantau hak asasi manusia PBB telah mendokumentasikan puluhan pembunuhan ringkasan tawanan perang Ukraina dan Rusia, serta kemungkinan kejahatan perang lainnya seperti penggunaan penyiksaan, perisai manusia dan pelanggaran lainnya terhadap tawanan perang sejak Rusia menginvasi Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikutip dari France24, Rabu (12/4/2023) kantor berita tidak dapat segera memverifikasi keaslian atau asal video yang dibagikan di media sosial, yang menunjukkan seorang pria berseragam memenggal kepala seorang pria yang mengenakan pita lengan kuning yang digunakan oleh tentara Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan tentara penyerang Rusia lebih buruk daripada kelompok Negara Islam (IS) atau ISIS. ISIS merupakan kelompok teroris yang terkenal karena pemenggalan sandera secara bertahap.
“Tidak masuk akal bahwa Rusia, yang lebih buruk dari ISIS, memimpin DK PBB,” cuit Kuleba, mengacu pada Dewan Keamanan PBB di mana Rusia mengambil jabatan presiden bergilir bulan ini.
Kremlin mengatakan sebuah video yang beredar di media sosial yang dimaksudkan untuk menunjukkan pemenggalan kepala seorang tentara Ukraina mengerikan dan keasliannya perlu diperiksa.
Video, yang telah banyak dikritik oleh Ukraina, menunjukkan tentara Rusia merekam diri mereka sendiri saat mereka memenggal seorang tawanan Ukraina dengan pisau.
Pertama-tama, keaslian rekaman yang mengerikan ini perlu diverifikasi. Kita hidup di dunia palsu,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. []