Mercinews.com – Kepala intelijen militer Lituania mengatakan Rusia memiliki sumber daya yang cukup untuk melanjutkan perang di Ukraina selama dua tahun lagi dengan intensitas saat ini.
“Sumber daya yang dimiliki Rusia saat ini akan cukup untuk melanjutkan perang dengan intensitas saat ini selama dua tahun”, kata kepala intelijen Lituania Elegijus Paulavicius kepada wartawan.
Paulavicius menambahkan, berapa lama perang Rusia Ukraina tergantung pada dukungan militer dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga mengatakan bahwa badan intelijen menemukan peretas yang terkait Rusia dan China, berulang kali mencoba membobol komputer pemerintah Lituania pada 2022.
“Prioritas mereka tetap pada pengumpulan informasi jangka panjang yang berkesinambungan terkait dengan urusan dalam dan luar negeri Lituania,” katanya. Namun dia tak menyebutkan apakah upaya peretasan itu berhasil.
Lituania telah menjadi salah satu pengkritik paling keras terhadap Rusia di Uni Eropa.
Negara ini juga menghadapi kemarahan Cina setelah mengizinkan Taiwan membuka kedutaan de facto pada 2021 di Lituania.
Kantor utusan Cina di Vilnius tidak segera membalas permintaan komentar. Rusia telah berulang kali membantah tuduhan dalam aktivitas peretasan di luar negeri.
Badan intelijen Lituania mengatakan sanksi tidak membahayakan kemampuan Rusia untuk mendanai militernya. Sebabnya Rusia telah sumber daya dari kesejahteraan publik.
“Ini akan sangat tergantung pada durasi dan hasil perang di Ukraina – semakin lama dan semakin mahal perang, semakin banyak waktu yang dibutuhkan,” kata laporan itu.
Setahun sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, perang masih berkobar. Pada Kamis, Ukraina menyebutkan bahwa Rusia melancarkan serangan besar-besaran. Rusia menghujani sejumlah kota termasuk Kyiv dengan rudal hipersonik.
Jumlah tentara yang tewas dari kedua kubu juga terus bertambah. Lembaga think thank Amerika Serikat, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington, menyatakan jumlah tentara Rusia yang tewas dalam satu tahun perang di Ukraina melebihi total 16 aksi militer Rusia dan Uni Soviet sejak Perang Dunia Kedua.
Menurut lembaga itu, angka korban tewas dari pasukan Rusia setiap bulan pada tahun pertama invasi mereka di Ukraina 25 kali lebih banyak dibandingkan perang Rusia-Chechnya yang berlangsung dua periode. Jumlah ini juga 35 kali lebih tinggi dibandingkan perang Uni Soviet-Afghanistan selama 10 tahun.
Korban tewas di pihak Rusia lima kali lebih banyak dibandingkan dengan musuhnya, Ukraina, yang totalnya mencapai 70.000 serdadu, kata CSIS seperti dikutip Daily Mail pada Jumat 10 Maret 2023.
(m/c)
REUTERS | DAILY MAIL