MERCINEWS.COM – Puluhan alat berat dikerahkan PTPN IV PalmCo untuk mendukung pemulihan pascabanjir di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, serta sejumlah wilayah di Aceh Tamiang. Dukungan tersebut dinilai berperan penting dalam membuka kembali akses desa, membersihkan material banjir, serta mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat di daerah terdampak.
Sejak hari pertama banjir hingga memasuki fase pemulihan, PalmCo mengerahkan 27 unit alat berat ke berbagai titik di dua provinsi tersebut. Alat berat itu terdiri atas mini ekskavator, wheel loader, dan truk operasional yang digunakan untuk membersihkan lumpur, menormalisasi saluran air dan sungai, membuka jalan desa, serta mendukung kebutuhan teknis pemerintah daerah di lapangan.
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) mengapresiasi keterlibatan PalmCo dalam proses pemulihan pascabencana. Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi Utammi Nasution menilai dukungan alat berat tersebut sebagai bentuk nyata kolaborasi antarpemerintah dalam menghadapi dampak bencana alam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pinjam pakai alat berat ini merupakan bagian dari kolaborasi antarpemerintah dalam masa pemulihan pascabencana. PTPN sebagai BUMN adalah bagian dari pemerintah, sehingga kehadirannya menjadi bentuk tanggung jawab sosial terhadap masyarakat terdampak,” ujar Atika, dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).
Ia menjelaskan, sejumlah alat berat akan difokuskan untuk normalisasi aliran sungai serta pemulihan lahan pertanian dan persawahan warga yang tertimbun sedimentasi akibat banjir. Menurut Atika, dukungan tersebut sangat membantu percepatan pemulihan infrastruktur dasar sekaligus menggerakkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat.
“Kami berharap sinergi ini terus terjaga dan alat berat dapat dimanfaatkan selama masih dibutuhkan dalam masa pemulihan,” katanya.
Aceh Tamiang
Dukungan serupa juga dirasakan masyarakat di Aceh Tamiang. Di Kecamatan Simpang Kanan, banjir sempat mengisolasi sejumlah desa akibat jalan dan jembatan kecil tertutup lumpur tebal. Kehadiran alat berat menjadi titik awal terbukanya kembali akses menuju permukiman warga dan posko pengungsian.
Ratnasari, warga Desa Simpang Kanan, mengatakan kondisi sebelumnya membuat warga nyaris tidak dapat beraktivitas.
“Jalan tertutup lumpur, kendaraan tidak bisa lewat. Setelah alat berat datang, jalan mulai terbuka sedikit demi sedikit. Bantuan bisa masuk dan kami bisa beraktivitas kembali,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Sumarni, warga setempat lainnya. Ia menyebut pembersihan lumpur di fasilitas umum, seperti halaman masjid dan jalan lintas desa, membuat kehidupan warga perlahan kembali normal.
“Kami bersyukur, kegiatan ibadah sudah bisa berjalan lagi dan warga dapat melintas dengan lebih mudah,” katanya.
Dengan akses yang mulai pulih, distribusi bantuan logistik dan layanan kesehatan dapat menjangkau desa-desa terdampak dengan lebih cepat. Aktivitas ekonomi warga, termasuk perdagangan dan mobilitas kerja, juga mulai bergerak seiring terbukanya jalur transportasi.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K. Santosa mengatakan pengerahan alat berat dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan kondisi lapangan dan kebutuhan daerah terdampak.
Menurutnya, fokus utama perusahaan adalah membantu percepatan pembukaan akses dan pemulihan infrastruktur dasar.
“Sejak banjir hingga masa pemulihan, PalmCo telah mengerahkan 27 unit alat berat di berbagai titik terdampak. Kami fokus pada pembukaan jalan, pembersihan material banjir, normalisasi sungai, serta mendukung distribusi bantuan,” ujarnya.
Komitmen PalmCo
Jatmiko menegaskan, dukungan tersebut merupakan bagian dari komitmen PalmCo sebagai BUMN untuk hadir bersama masyarakat dan pemerintah daerah dalam situasi darurat.
“Pemulihan pascabencana membutuhkan kerja bersama. Kami akan terus bersinergi hingga kondisi masyarakat dan wilayah terdampak benar-benar pulih,” katanya.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, BUMN, dan masyarakat ini menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mempercepat pemulihan pascabencana serta memastikan layanan dasar dan aktivitas warga dapat kembali berjalan secara bertahap.(red)






