Mercinews.com – Pabrik senjata Inggris BAE System dilaporkan meledak, pada Rabu (17/4/2024).
Padahal pabrik tersebut merupakan salah satu pemasok senjata terbesar bagi Israel.
Akibat insiden tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terancam kekurangan amunisi perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dilansir dari Pars Today pada Jumat (19/4/2024), insiden tersebut dilaporkan oleh situs berita Inggris.
Dalam laporan tersebut dijelaskan, bahwa pabrik terbesar Inggris, BAE System yang ada di selatan Wales meledak.
Hingga saat ini, ledakkan di dalam pabrik senjata itu pun masih dalam penyelidikan.
Belum ada laporan pula soal ada atau tidaknya korban jiwa dalam insiden tersebut.
Diketahui, pabrik senjata tersebut merupakan kontraktor militer terbesar di Eropa yang memproduksi berbagai jenis senjata, amunisi dan artileri.
Pabrik tersebut juga diklaim sebagai pemasok senjata terbesar ke Israel.
Namun imbas ledakkan tersebut, IDF terancam akan kekurangan pasokan senjata dan amunisi perang.
Pada hari yang sama, Rabu (17/4/2024), sejumlah roket Katyusha Hizbullah kembali menghantam posisi Zionis.
Dalam operasi ganda Hizbullah, roket Katyusha yang ditembakkan ke Kiryat Shmona berhasil menembus iron dome.
Roket ‘mematikan’ itu juga diklaim sukses meledakkan dua markas Zionis yang ada di wilayah tersebut.
Dilansir dari Al Mayadeen, hal itu telah dikonfirmasi oleh pasukan Hizbullah dari Lebanon, pada Rabu (17/4/2024).
Hizbullah mengaku, pasukannya kembali melancarkan sejumlah operasi ke posisi Zionis.
Seusai menyerang pangkalan udara Meron, Hizbullah juga menyerang dua markas Zionis di Kiryat Shmona menggunakan roket katyusha.
Yakni Markas Komando Brigade Timur 769 dan Markas Komando Divisi 146 Israel.
Pasalnya, sejumlah roket katyusha yang ditembakkan dari Lebanon berhasil menembus iron dome dan menghantam dua markas tersebut.
Hal itu juga dibenarkan oleh media Zionis. Menurut media tersebut, sejumlah infrastruktur Israel mengalami kerusakan imbas serangan Hizbullah.
Namun tidak dijelaskan soal ada atau tidaknya korban jiwa dalam serangan tersebut.
Sementara itu, militan Hizbullah dari Lebanon melancarkan serangkaian operasi ke posisi Israel pada Jumat (19/4/2024).
Akibat serangan itu, Israel dilaporkan mengalami kegagalan epik dan strategis.
Almayadeen Net melaporkan, operasi satu hari penuh dari Hizbullah sebagai aksi balas dendam seusai pejuangnya Mohammad Hassan Al-Sayyed Abdul Mohsen Fadlallah tewas.
Hizbullah mulai menyerang markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat tentaranya melakukan pertemuan sekira pukul 01.00 pagi.
Pada sore harinya yakni 16.50 waktu setempat, Hizbullah menyerang mata-mata dan pangkalan IDF.
Serangan dilanjutkan sekira pukul 17.10 dan 17.50 ke markas Israel mengunakan roket yang seusai.
Dua serangan penutup pada pukul 18.50, Hizbullah menghancurkan pangkalan IDF di Metula dan Shebaa Lebanon.
Mantan komandan IDF Formasi Utara, Noam Tibon mengatakan Israel telah gagal secara strategis.
Tibon menyebut Israel sangat buruk dalam mengelola perang di Gaza dan Lebanon.
Ia menegaskan tentara IDF yang berada di sepanjang perbatasan Lebanon dilanda ketakutan dan kepanikan.
Bahkan warga yang tinggal di perbatasan Leabnon pun meninggalkan rumahnya hingga kawasan Al-Jalil berubah menjadi ‘kota hantu’.[]