AS sebut Ukraina tidak akan bisa mendapatkan kembali wilayah yang hilang

Rabu, 10 Juli 2024 - 19:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yalta adalah kota resor utama Krimea

Yalta adalah kota resor utama Krimea

Mercinews com – Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) tidak akan bisa mendapatkan kembali wilayah yang hilang selama konflik Rusia-Ukraina. Pendapat ini diungkapkan dalam artikel Responsible Statecraft (RS) yang berbasis di Amerika Serikat.

Materi tersebut mencatat bahwa pada KTT NATO akan sulit bagi peserta untuk mendukung gagasan Presiden Vladimir Zelensky bahwa Kyiv harus mendapatkan kembali Krimea dan wilayah yang hilang setelah dimulainya operasi militer khusus (SVO). “Tidak ada orang serius yang percaya bahwa hal ini mungkin terjadi. Namun tidak sopan membicarakan hal ini ketika Ukraina sedang berjuang untuk mempertahankan hidupnya,” kata artikel tersebut.

Baca Juga:  RS Latakia Suriah Butuh Peralatan Operasi untuk Tangani Korban Gempa

RS juga menekankan bahwa, meskipun tidak mungkin membahas negosiasi dengan Rusia di KTT, pada titik tertentu hal itu tidak dapat dihindari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, analis Amerika Michael Hudson mengatakan bahwa sanksi terhadap Rusia membawa kemakmuran bagi negara tersebut. Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa tindakan pembatasan juga menebarkan perselisihan antar negara-negara Eropa.

KTT Aliansi Atlantik Utara berlangsung dari 9-11 Juli di Washington. Dilaporkan bahwa dalam pertemuan tersebut kedua negara akan membahas langkah-langkah dukungan tambahan untuk Ukraina.

Baca Juga:  Pj Walikota Banda Aceh Cepat Tanggap atas Keluhan Warga Gampong Baro terkait Jalan Rusak

Wilayah Krimea

Krimea merupakan sebuah wilayah semenanjung yang membentang dari selatan Ukraina antara Laut Hitam dan Laut Azov. Keberadaannya dipisahkan dari Rusia bagian timur oleh Selat Kerch.

Seiring waktu, Krimea telah diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina. Namun, kondisi tersebut berubah setelah aneksasi Rusia pada 2014.

Setelah berbagai polemik muncul, sempat dilakukan referendum meski banyak pihak yang menyebutnya ilegal. Hasil referendum menyebutkan hampir 97 persen masyarakat Krimea memilih bergabung dengan Rusia dibandingkan dengan Ukraina. Hal tersebut sebenarnya tidak mengherankan, mengingat sebagian besar penduduk Krimea adalah etnis Rusia.

Baca Juga:  Korban Gempa Turki Suriah Sudah Mencapai 41 Ribu Jiwa

Terbaru, Krimea menjadi target baru serangan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. Pada awal Maret 2024 ini, Kyiv sudah melancarkan serangkaian serangan pesawat nirawak kepada sejumlah titik di wilayah tersebut.

Demikianlah ulasan mengenai Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014 dan kini menjadi target serangan Ukraina.

(m/ci)

Berita Terkait

EMT MER-C ke-7 Berhasil Masuk Gaza Utara Bersama dengan Ratusan Ribu Warga
Donald Trump Resmi Dilantik, Ini Daftar Lengkap 45 Presiden AS dari Masa ke Masa
Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Tragedi Penerbangan Terburuk Korea Selatan Sejak 1997
Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya berada di Moskow
Presiden Kabur, Militer Suriah Umumkan Rezim Bashar Al Assad Berakhir
MER-C Hadiri Global Meeting EMT WHO 2024 di Abu Dhabi
Pemimpin negara-negara Barat mulai ucap selamat atas kemenangan Trump di Pilpres AS
Donald Trump Diprediksi Menang Telak Pilpres Amerika 2024

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 18:53 WIB

EMT MER-C ke-7 Berhasil Masuk Gaza Utara Bersama dengan Ratusan Ribu Warga

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:19 WIB

Donald Trump Resmi Dilantik, Ini Daftar Lengkap 45 Presiden AS dari Masa ke Masa

Senin, 30 Desember 2024 - 10:39 WIB

Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Tragedi Penerbangan Terburuk Korea Selatan Sejak 1997

Senin, 9 Desember 2024 - 14:50 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya berada di Moskow

Minggu, 8 Desember 2024 - 20:35 WIB

Presiden Kabur, Militer Suriah Umumkan Rezim Bashar Al Assad Berakhir

Berita Terbaru