Banda Aceh, Mercinews.com – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki, selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) PT Bank Aceh Syariah, melantik dan mengambil sumpah Muhammad Syah, sebagai Direktur Utama (Dirut) PT BAS periode 2023-2027.
Pengambilan sumpah berlangsung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2022 dan RUPS Luar Biasa PT Bank Aceh Syariah, di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Kamis (9/3/2023).
Saat pengambilan sumpah, Pj Bupati Aceh Utara Azwardi dan Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin, bertindak sebagai saksi. Pengangkatan Muhammad Syah sebagai Dirut BAS berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor 584/867/2023 tertanggal 9 Maret 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya pada RUPS, Achmad Marzuki berpesan kepada jajaran direksi PT BAS untuk bekerja sebaik-baiknya demi mendukung kebangkitan perekonomian Aceh.
“Alhamdulillah, kinerja Bank Aceh cukup baik. Saya berpesan agar seluruh jajaran direksi dapat memacu kinerja lebih baik lagi. Sebagai daerah, BAS harus mampu menjadi pendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Aceh,” ujar Achmad Marzuki.
Dalam kesempatan tersebut, Achmad Marzuki juga mengingatkan jajaran manajemen BAS untuk menyalurkan dana tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) secara baik, transparan dan tepat sasaran.
Untuk diketahui bersama, Muhammad Syah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Cabang PT Bank Aceh Syariah Aceh Tamiang.
Sebelumnya, nama Muhammad Syah bersama Nana Hendriana, diajukan oleh Penjabat Gubernur Aceh ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai calon Dirut PT BAS.
RUPS dan RUPSLB PT BAS dihadiri oleh seluruh jajaran komisaris, direksi serta para bupati/wali kota se-Aceh, selaku Pemegang Saham PT BAS.
Sah Disetujui Muhammad Syah sebagai Direktur Bank Aceh Syariah, menjawab polemik dan desakan dari berbagai kalangan masyarakat Aceh agar bank plat merah ini dikelola orang Aceh sendiri.
Terakhir, desakan disampaikan Ketua Forum Bersama (Forbes) Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Nasir Djamil mendesak agar OJK memilih putra Aceh menjadi Direktur Utama Bank Aceh Syariah (BAS).
Menurutnya, selain untuk menjaga sirkulasi kepemimpinan perbankan di Aceh, memilih Dirut BAS orang Aceh diharapkan menjaga martabat daerah berjulukan Serambi Mekkah.
“Dirut BAS harus orang Aceh. Itu harga mati alias tidak ada negosiasi. Lebih baik Dirutnya orang Aceh meskipun kompetensinya belum sempurna,” kata Nasir, dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 Februari 2023 kepada media.
Kata Nasir, Forbes sangat menyayangkan lambatnya Dirut BAS yang definitif. Kehadiran Dirut yang definitif tentu akan mampu menggerakkan BAS dalam menunjang pembiayaan di sektor riil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pembiayaan lainnya, yang diharapkan bisa mengangkat ekonomi rakyat kelas bawah.
“Nanti bisa ‘learning by doing’ dalam perjalanannya ke depan. Jika bukan orang Aceh, Forbes akan menolak dan menyampaikannya ke OJK Pusat,” jelas dia.
Ke depan, kata Nasir, dengan Dirut BAS yang baru mampu menjadikan bank milik rakyat Aceh menjadi tabungan rakyat Aceh, bukan tabungan Gubernur Aceh.
Kemudian, pihaknya berharap BAS bisa mendorong dan membantu meningkatkan ekonomi Aceh sehingga bisa bersaing dengan daerah lainnya.
Sementara hingga berita ini tayang, Kepala OJK Aceh, Yusri yang dihubungi media ini belum memberi tanggapan terkait hal tersebut.
(m/c)