BLANGPIDIE (MERCINEWS.COM) – Petani jagung di kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sedang menghadapi tantangan serius dengan munculnya wabah hama ulat penggerek yang mengancam tanaman mereka. Selasa (07-11-2023)
Ulat yang bermunculan dalam jumlah besar telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada ladang-ladang jagung di Gampong Blang Makmur kecamatan setempat.
Pantauan media ini ulat itu memakan daun, bonggol bahkan hingga batang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang petani bernama Syamsudin mengaku, sangat khawatir dengan serangan ulat ini.
“Kami telah bekerja keras untuk menanam jagung, tetapi sekarang tanaman kami dalam bahaya. Kami perlu bantuan dan solusi yang efektif untuk mengendalikan hama ini sebelum lebih banyak kerusakan terjadi,” keluhnya.
Puluhan hektare tanaman jagung milik petani yang diserang hama itu, diketahui sejak umur tiga minggu masa tanam pada pertengahan bulan Oktober.
Kata, Syamsudin dari luas lahan yang ditanam jagung, setengah hektare miliknya diserang hama ulat. Kendati demikian juga petani jagung lainnya, ia tidak bisa berbuat banyak sehingga hanya bisa pasrah menerima keadaan karena tanaman jagung yang diserang sudah sangat parah.
“Dampak serangan hama tikus tersebut, saya merugi diperkirakan mencapai Rp6 juta dalam satu hektare tanaman jagung, enam juta itu biaya pembelian bibit dan tanam. Namun, itu termasuk biaya olah tanah atau pekerja,” kata dia.
Sementara itu, Safri berharap, pemerintah atau pihak berwenang membantu mereka melindungi tanaman jagung mereka dari serangan ulat.
“Keberhasilan dalam mengatasi hama tikus ini akan sangat menentukan bagi masa depan pertanian jagung di Desa Pacewetan. Petani juga meminta kepada pemerintah agar segera mencari solusi agar petani jagung tidak terlalu merugi,” imbuh Safri.
Kata dia, khusus di Blang Makmur ini para petani hanya mengandalkan jagung karna krisis air.
” Cuman ini yang kita andalkan, dengan serangan hama ini semakin parah kita juga semakin kewalahan”. Kita berharap agar bisa memperhatikan keberlansungan tanaman kami”. (*)