Paris, Mercinews.com – Keputusan untuk mengadakan pemilu dini telah melemahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron baik di dalam maupun luar negeri.
sementara jajak pendapat pra pemilu memperkirakan kemenangan di parlemen untuk Partai Nasional yang berhaluan sayap kanan. Associated Press melaporkan hal ini pada sabtu 29 Juni 2024.
“[Keputusan Macron] menimbulkan ketakutan di antara mitra-mitra kami di Eropa dan internasional. Kami melihat bahwa hanya dalam hal suku bunga di pasar keuangan, kredibilitas kami agak berkurang,” kata Lisa Thomas-Darbois, wakil direktur penelitian untuk Perancis di lembaga think tank Institut Montaigne di Paris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, apa pun hasil pemilu mendatang, keputusan Macron untuk menyelenggarakannya telah melemahkan posisi Prancis di kancah Eropa.
Ia juga menambahkan bahwa kebijakan Partai Reli Nasional, yang diperkirakan akan memperoleh mayoritas absolut di parlemen baru, kemungkinan besar juga tidak akan memberikan dorongan bagi citra Prancis di tahun-tahun mendatang.
Pada tanggal 28 Juni, setelah KTT Uni Eropa di Brussels, Macron menjelaskan keputusannya untuk membubarkan Majelis Nasional.
“Penting untuk menghubungi pemilih untuk mendapatkan klarifikasi. Dan saya rasa kita tidak bisa mencapai kebijakan yang ambisius tanpa partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga membenarkan bahwa dia membahas pemilu anggota parlemen Prancis mendatang dengan Macron.
“Tentu saja saya berharap, misalnya, partai-partai yang secara politik lebih dekat dengan saya bisa mencapai kesuksesan yang lebih besar dibandingkan partai-partai lain. Kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap hasilnya,” kata Scholz.
Pada hari Minggu, 30 Juni 2024 putaran pertama pemilihan parlemen awal akan berlangsung di Prancis. Awalnya direncanakan pada tahun 2027, tetapi Macron membubarkan Majelis Nasional setelah dikalahkan dalam pemilihan Parlemen Eropa.
Partai Reli Nasional memperoleh 31,8% suara dalam pemilihan Parlemen Eropa, sedangkan partai Renaisans pimpinan Macron hanya didukung oleh 15,2% pemilih. Macron menekankan bahwa Prancis membutuhkan mayoritas parlemen yang jelas untuk “bertindak dengan tenang dan harmonis.”
(m/ci)