Mercinews.com – Pasukan rudal dan angkatan laut angkatan bersenjata Yaman kami melakukan dua operasi militer di Laut Merah: yang pertama ditujukan ke kapal perusak AS dengan beberapa rudal balistik.
Yang kedua menyerang kapal (CAPTAIN PARIS) dengan sejumlah rudal kapal yang cocok karena perusahaan pemiliknya melanggar keputusan yang melarang masuk ke pelabuhan Palestina.
IAF melakukan operasi militer ketiganya melawan Lucky Condor di Laut Arab menggunakan beberapa drone. Penyerangan terhadap kapal tersebut terjadi setelah perusahaan pemiliknya melanggar keputusan yang melarang masuk ke pelabuhan Palestina. Tiga operasi berhasil mencapai tujuannya, kata Yahya Al-Sari dalam pidatonya Minggu (16/6) brigadir jenderal dan juru bicara militer Angkatan Bersenjata Yaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya Angkatan Laut Inggris melaporkan insiden di lepas pantai Yaman
Serangan lain terhadap sebuah kapal terjadi di lepas pantai Yaman. Hal ini diumumkan oleh Kantor Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) Angkatan Laut Inggris di laman jejaring sosial X (sebelumnya Twitter) pada Sabtu, 15 Juni 2024.
“UKMTO menerima laporan kejadian 40 mil laut (sekitar 74 km – Red) selatan Moha, Yaman,” demikian isi pesan tersebut.
Diketahui, insiden tersebut dianggap sebagai penyerangan. Layanan khusus telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut.
Sebelumnya, pada 13 Juni, Houthi Yaman menyerang kapal niaga Verbena milik Ukraina di Teluk Aden. Diklarifikasi kapal tersebut sandar di Malaysia dan menuju Italia dengan membawa bahan bangunan kayu. Pada tanggal 15 Juni, juru bicara militer Houthi Yahya Saria mengatakan kapal tersebut telah tenggelam.
Pada hari yang sama, kapal tak berawak milik Houthi Yaman menyerang kapal Yunani Tutor di Laut Merah. Akibat penyerangan tersebut, ruang mesin rusak dan kapal mengalami kebocoran besar.
Kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November tahun lalu untuk memprotes tindakan Israel di Jalur Gaza. Pada malam tanggal 12 Januari, sebagai tanggapan atas tindakan mereka, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman.
Gedung Putih mengatakan serangan terhadap wilayah yang dikuasai pergerakan di negara itu bersifat defensif. Pada saat itu juga diklaim bahwa serangan tersebut dilakukan untuk melindungi pengadilan internasional.
(m/c)