BLANGPIDIE (MERCINEWS.COM) – Tradisi kenduri kuburan (Jeurat) dengan cara yasinan dan berdoa serta memasak dan makan bersama merupakan tradisi masyarakat Aceh secara turun temurun dengan tujuan untuk mendoakan sanak saudaranya yang telah meninggal dunia. Kamis (11-07-2024)
Praktik mengunjungi pemakaman sebenarnya biasanya dikunjungi pada hari-hari besar.
Hampir seluruh kebudayaan di dunia memiliki ritual untuk menghormati leluhur yang telah meninggal, diiringi dengan pemanjatan doa serta praktik lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tradisi ini telah dilakukan secara turun temurun. Masyarakat Aceh biasanya akan menggelar kenduri bersama keluarga di pemakaman.
Kenduri Jeurat bukan sekadar mengirimkan doa, tradisi ini juga diisi dengan kegiatan makan bersama di makam.
Adapun jadwal kenduri jeurat dilaksanakan sesuai dengan keputusan rapat warga desa. Seperti yang di laksanakan oleh masyarakat Gampong Lama Tuha kecamatan Kuala Batee, kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Keuchik Gampong Lama Tuha Abdullah BD mengatakan, Haul atau kenduri Jirat ke 89 ini dilakukan setiap tahun sekali.
Prosesi kenduri jeurat berlangsung di Dusun Surin dengan jumlah kuburan sebanyak 70.
“Dusun surin ini merupakan Gampong tertua sejak tahun 1950an. Kenduri ini diikuti oleh para sanak saudara yang ditinggalkan”. Kata Abdullah
Dalam tradisi kenduri jeurat, masyarakat menyiapkan menu kenduri berupa beragam masakan. Umumnya, masakan tersebut dominan berbahan dasar ikan dan daging.
Abdullah menyebutkan, pada hari dilaksanakannya kenduri, dilakukan pembacaan Al-Qur’an dan dilanjutkan doa bersama. Kegiatan ini biasanya juga diwarnai pemberian santunan dan makanan kepada anak yatim.(*)
Penulis : Jimy pratama
Editor : Jimy pratama