Moskow, Mercinews.com – Brasil telah memecat duta besarnya untuk Israel, Frederico Mayer, dan tidak akan segera menunjuk duta besar baru, Agence France-Presse melaporkan, mengutip sumber diplomatik Pada Rabu (29/5/2024).
Surat kabar Globo, mengutip penasihat khusus Presiden Brasil Celso Amorim, melaporkan pekan lalu bahwa Mayer, yang sebelumnya dipanggil kembali oleh otoritas Brasil dari Tel Aviv, tidak akan kembali menjabat.
Brazil telah memecat duta besarnya untuk Israel dan tidak akan segera menunjuk penggantinya, kata sebuah sumber diplomatik seperti dilansir AFP pada hari Rabu (29/5), sehingga meningkatkan ketegangan antara kedua negara mengenai perang Israel di Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada bulan Februari, surat kabar Brasil Folha de São Paulo melaporkan bahwa Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva memanggil duta besar negara tersebut untuk Tel Aviv, Frederico Mayer, untuk berkonsultasi setelah Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menyatakan pemimpin Brasil tersebut persona non grata.
Pada bulan Februari, Lula da Silva mengatakan apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah genosida dan membandingkannya dengan kekejaman Adolf Hitler terhadap orang Yahudi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pernyataan seperti itu melanggar garis merah.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Israel menjadi sasaran serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza. Setelah itu, pejuang gerakan Hamas Palestina memasuki wilayah perbatasan, menembaki militer dan warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang. Menurut pihak berwenang, sekitar 1,2 ribu orang meninggal.
Pasukan Pertahanan Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, yang mencakup serangan terhadap sasaran sipil. Israel mengumumkan blokade total terhadap daerah kantong tersebut: pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan dan obat-obatan dihentikan. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 36 ribu orang tewas dan lebih dari 81 ribu lainnya luka-luka.
Jalur Gaza sebenarnya terbagi menjadi bagian selatan dan utara. Pada malam tanggal 7 Mei, pasukan darat IDF memasuki Rafah, yang terletak di perbatasan dengan Mesir. Kota ini sendiri dianggap sebagai benteng terakhir Hamas.
Kementerian Luar Negeri Rusia meminta para pihak untuk menghentikan permusuhan. Menurut posisi Moskow, penyelesaian hanya mungkin dilakukan berdasarkan formula yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB dengan pembentukan negara Palestina dalam perbatasan tahun 1967 dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur.(mc)






