Jakarta, Mercinews.com – Peran organisasi non-pemerintah (NGO) dinilai sangat penting dalam meringankan penderitaan rakyat Palestina. Bantuan kemanusiaan yang telah berjalan perlu ditingkatkan, terutama di tengah situasi krisis di Gaza ketika serangan Israel terus menewaskan warga sipil yang menghadapi kesulitan hidup dan kelaparan.
Demikian pandangan Dr. Ferooze Ali dari Universitas Sultan Zainal Abidin Terengganu Malaysia dalam diskusi terbatas di Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Senin (8/9).
Diskusi politik itu berkaitan dengan rencana penerbitan buku berjudul “NGOs and Malaysian Foreign Aid to Palestina”. Diskusi tersebut diselenggarakan atas kerjasama Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC-Malaysia) dengan Prodi Ilmu Politik dan Magister Ilmu Politik FISIP UMJ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penanggap dalam diskusi itu adalah Hamka M.Si, Analisa Fitria Sari, dan Andrea Shera Renjani dari AMEC Jakarta, dengan moderator Dr. AsepSetiawan, Dosen Program Studi Magister Ilmu Politik FISIP UMJ.
Dr. Ferooze Ali lebih lanjut mengemukakan, bantuan kemanusiaan bagi bangsa Palestina dari NGO di berbagai negara termasuk Indonesia dan Malaysia harus terus dilanjutkan, ditingkatkan, bahkan diperluas.
Namun demikian, menurut dia, di tengah bantuan kemanusiaan yang terus berlangsung, NGO perlu berbenah diri dengan meningkatkan profesionalisme melalui pelatihan-pelatihan terkait dan relevan, sehingga pemberian bantuan efektif dan tepat sasaran bagi masyarakat Palestina.
Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antar NGO. Di Malaysia, lanjutnya, ada NGO yang fokus membangun masjid, fokus kepada kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan lain-lain, namun kerjasama di antara mereka kurang terjalin dengan baik.
Dosen Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia itu juga mengingatkan pentingnya transparansi dalam pemberian bantuan. Dengan adanya transparansi, maka mereka yang memberikan bantuan dapat diketahui publik sebagai bagian dari pertanggungjawaban.
Hal ini terkait dengan nilai bantuan tersebut yang dalam konteks Islam tidak hanya bernilai kebendaan, tetapi juga bernilai religius yang sejatinya memiliki derajat tinggi dalam Islam.
Bantuan Muhammadiyah
Sementara itu Dosen Prodi Ilmu Politik FISIP UMJ Hamka MSi yang selama setahun terakhir memimpin penelitian mengenai bantuan kemanusiaan Muhammadiyah ke Gaza sejak konflik 7 Oktober 2023 menjelaskan, Muhammadiyah sudah banyak melakukan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
Bahkan, menurut Hamka, bantuan kemanusiaan Muhammadiyah itu terus berjalan sampai sekarang ketika Israel masih terus melakukan pemboman terhadap warga Palestina di Gaza.
Oleh sebab itu, ia menggarisbawahi bahwa bantuan NGO merupakan elemen penting, terutama ketika serangan Israel terus mentargetkan anak-anak, perempuan dan masyarakat Palestina yang sedang menderita kelaparan.
Namun ditegaskan oleh Hamka bahwa dalam kerangka lebih luas, solusi politik harus dilakukan secara serius oleh berbagai negara di dunia, terutama negara-negara Islam.
Terkait kajian mengenai peran NGO di Indonesia, khususnya Muhammadiyah, Hamka menemukan tiga hal penting. Pertama, Muhammadiyah memainkan peran strategis dalam diplomasi kemanusiaan terkait konflik Israel-Palestina dengan memperkuat upaya diplomasi melalui misi kemanusiaan termasuk pengiriman bantuan ke Gaza.
Kedua, partisipasi Muhammadiyah dalam membantu korban konflik Gaza memperkuat citra Indonesia di mata dunia sebagai aktor non-negara dalam program kemanusiaan.
Ketiga, kolaborasinya dengan mitra internasional mendukung inisiatif perdamaian yang selaras dengan kebijakan luar negeri Indonesia.
Temuan-temuan ini, jelas Hamka, berkontribusi dalam memahami dampak diplomasi kemanusiaan dalam hubungan internasional.
Sementara itu laporan media massa di Malaysia menyebutkan, bantuan NGO Malaysia di bawah koordinasi Humanitarian Trust Fund for Palestine (AAKRP) ke Palestina dari 2023 sampai 2025 mencapai 99 juta Ringgit atau sekitar Rp 383,4 miliar.
Di pihak lain, Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir, sebagaimana laporan media di Indonesia, menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah menyalurkan dana sebesar Rp 40 miliar untuk Palestina dalam dua periode.
Periode pertama dari 2018 hingga 2023, sebelum konflik terbaru, Muhammadiyah menyumbangkan Rp. 27 milyar, sedangkan pada periode kedua tercatat mencapai Rp 13 miliar.
Muhammadiyah juga memberikan bantuan dalam bentuk makanan dan obat-obatan.
Selain Muhammadiyah, NGO di Indonesia yang aktif memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina antara lain Dompet Dhuafa, Aqsha Working Group (AWG), Maemuna Center Indonesia, dan MER-C Indonesia.(red)