Sri Mulyani: Singapura tak Punya Apa-apa, Penghasilan Rakyatnya 12 Kali Warga Indonesia

Selasa, 7 Mei 2024 - 22:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Mercinews.com – Tak sedang bercanda, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani ‘menguliti’ kelemahan Indonesia yang tak mampu keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Padahal, Indonesia punya sumber daya manusia dan alam yang sangat potensial.

“Indonesia sebenarnya punya potensi yang besar. Tapi ada elemen yang paling penting tapi intangible yang masih perlu dibenahi adalah institusional,” kata Sri Mulyani di depan mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa LPDP untuk menempuh pendidikan tinggi di London, dikutip Selasa (7/5/2024).

Dalam paparan di acara GEMAxLEAD “A Sustainable Future Unveiled Unlocking Strategies for the Emergence Indonesia Emas 2045” yang diinisiasi Mata Garuda Britania Raya dan Irlandia (MGBI) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di London, Inggris itu, Sri Mulyani membandingkan Indonesia dengan sejumlah negara.

Negara tetangga Singapura, misalnya, merupakan negara kecil dan minim sumber daya. Namun, perekonomiannya dahsyat. Pendapatan warga Singapura mencapai US$60.000 per tahun.

Atau setara Rp900 juta per tahun, asumsi kurs Rp15.000/US$. Atau Rp75 juta per bulan. Sementara Indonesia hanya US$5.000 yang setara Rp75 juta dalam setahun. Atau Rp6,25 juta per bulan. Kira-kira, penghasilan warga Singapura 12 kali rakyat Indonesia.

Atau Jepang dan Inggris yang sama-sama negara kepulauan, Indonesia kalah jauh. Demikian pula Korea Selatan yang tahun merdekanya berdekatan dengan Indonesia, bisa lebih maju dengan pendapatan per kapita lebih tinggi. “Itu tadi, hal terpenting yang masih perlu dibenahi adalah institusional, yang merancang, kebijakan, regulasi, dan birokrasi di Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga:  Sandiaga Bertemu Duta Besar Palestina untuk Indonesia

Dia berharap, para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa LPDP ini, bisa kembali ke Indonesia dan membawa poin institusional tersebut demi mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.

“Kalian bisa baca berbagai literatur yang menjelaskan institusi. Harus seperti apa agar suatu negara bisa maju. Agar tidak menjadi negara yang walaupun punya sumber daya tapi tidak menjadi negara termiskin di dunia. Afrika tuh banyak yang seperti itu,” ujarnya.

Baca Juga:  Jet Tempur F-16 Singapura Jatuh Saat Lepas Landas

Iika Indonesia serius ingin menjadi negara maju pada 2045 tapi belum bisa mendesain kebijakan, regulasi, dan birokrasi yang baik, maka siap-siap. Sumber daya di Indonesia, baik alam maupun manusia bakal tereksploitasi.

Eksploitasi itu bisa antara domestik dan internasional bekerja sama mengeksploitasi dan kemudian tidak membayar pajak, merusak lingkungan, bayar tenaga kerjanya minimal. Sehingga mereka bisa mengeksploitasi tanpa ada dampak positifnya bagi bangsa,” jelasnya.(*)

Berita Terkait

Sandiaga Uno Tekankan Pentingnya Adaptasi Digital bagi Wirausahawan Muda
Harga Tomat Anjlok, Petani Mengeluh Hasil Panen Tidak Sebanding Biaya Tanam
Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan KaTa Kreatif Kepulauan Seribu
Bank Indonesia gandeng ulama dan dayah di Aceh sosialisasi keuangan digital
Luhut: Penertiban BBM subsidi pakai AI hemat APBN Rp50 triliun
Super Air Jet tambah rute baru terbang Aceh-Malaysia
Damri Banda Aceh akan layani angkutan keperintisan di delapan daerah Aceh
Rupiah menguat terhadap dolar, setelah Biden umumkan tidak maju di Pilpres AS

Berita Terkait

Jumat, 11 Oktober 2024 - 12:59 WIB

Sandiaga Uno Tekankan Pentingnya Adaptasi Digital bagi Wirausahawan Muda

Minggu, 8 September 2024 - 16:51 WIB

Harga Tomat Anjlok, Petani Mengeluh Hasil Panen Tidak Sebanding Biaya Tanam

Minggu, 18 Agustus 2024 - 17:58 WIB

Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan KaTa Kreatif Kepulauan Seribu

Jumat, 16 Agustus 2024 - 13:05 WIB

Bank Indonesia gandeng ulama dan dayah di Aceh sosialisasi keuangan digital

Minggu, 11 Agustus 2024 - 17:57 WIB

Luhut: Penertiban BBM subsidi pakai AI hemat APBN Rp50 triliun

Berita Terbaru