SORONG, MERCINEWS.COM – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar forum peningkatan literasi keamanan digital di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (20/8/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan siber di wilayah timur Indonesia.
Siaran pers Kemenko Polkam yang diterima Asosiasi Media Konvergensi Indonesia (AMKI), Jumat (22/8/2025), menyebutkan acara ini diikuti oleh 300 peserta yang terdiri atas aparatur sipil negara (ASN), personel TNI dan Polri, serta pelajar dan mahasiswa. Sejumlah narasumber dihadirkan, antara lain dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Digital.
Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polhukam, Marsekal Pertama TNI Agus Pandu Purnama, menegaskan bahwa medan pertahanan bangsa kini tidak hanya terbatas pada darat, laut, dan udara. Menurutnya, ruang siber kini menjadi salah satu ranah strategis yang juga harus dijaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di ruang siber, ancaman bisa datang tanpa tanda, dari lokasi yang tidak kasatmata, dengan dampak yang mampu meruntuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa,” ujar Marsma Pandu.
Ia menjelaskan bahwa konektivitas internet di wilayah strategis seperti Papua Barat Daya membawa potensi besar bagi percepatan pembangunan. Namun, di balik peluang tersebut, juga tersembunyi risiko seperti penyebaran hoaks, radikalisme digital, serta pencurian data pribadi.
“Forum ini adalah wujud dari komitmen bersama bahwa keamanan siber tidak bisa dibebankan pada satu instansi saja. Ini adalah tanggung jawab kolektif,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Pandu menjelaskan bahwa Kemenko Polhukam berperan sebagai dirigen yang memastikan seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, aparat keamanan, institusi pendidikan, dan komunitas masyarakat bergerak dalam irama yang sama yaitu melindungi dan memperkuat pertahanan digital negara.
“Semua warga negara ASN, TNI, Polri, pelajar, dan mahasiswa adalah prajurit di medan siber. Setiap klik, setiap unggahan, dan setiap keputusan di dunia maya merupakan bagian dari strategi pertahanan,” tegasnya.
Menurut Pandu, literasi keamanan siber adalah senjata, kesadaran digital adalah perisai, dan etika digital adalah kompas moral. Ia juga menekankan bahwa Papua Barat Daya memiliki peran penting sebagai garda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jika benteng ini kokoh, maka gelombang ancaman digital akan pecah di garis pertahanan. Namun jika rapuh, ancaman itu dapat masuk dan merongrong keutuhan bangsa dari dalam,” tambahnya.
Ia menutup sambutannya dengan mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai momentum perubahan.
“Kami berharap semua peserta pulang dari forum ini bukan hanya membawa catatan, tetapi membawa tekad untuk mengubah cara berinteraksi di dunia maya lebih cerdas, lebih waspada, dan lebih bertanggung jawab,” pungkasnya.(red)





