Jayapura, Mercinews.com – Tim investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sejak Jumat (24/2/2023) telah diterjunkan ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pasca-kericuhan yang menewaskan 12 orang di wilayah itu.
Hanya, mereka kesulitan mengungkap apakah dalam peristiwa itu ada unsur pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau tidak.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua, Frits Ramandey di Wamena, Senin (27/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Frits Ramandey mengatakan, ada beberapa hambatan yang ditemui tim invesitigasi di lapangan, salah satunya adalah sulitnya meminta keterangan dari korban atau keluarganya.
Menurut Frits, ada beberapa korban yang sudah bersedia dimintai keterangan, namun dengan kondisi saat ini, Komnas HAM belum bisa melakukan rekontruksi.
“Sudah ada lima korban yang kami ambil keterangnnya,” kata dia.
Hambatan lain yang ditemui Komnas HAM adalah situasi keamanan di Wamena yang belum kondusif sehingga pemeriksaan terhadap aparat keamanan belum dapat dilakukan.
“Kami belum bisa meminta keterangan kepada orang-orang yang diduga terlibat karena mempertimbangkan situasi,” kata Frits.
Meski begitu, Frits mengungkap adanya kejanggalan mengenai data korban tewas.
Fritz menyebut, ada satu korban tewas yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
“Dari korban yang sudah dikubur itu kami sudah punya data. Dari 12, kami hanya bisa dapat 11 nama, ada satu nama yang mungkin bisa kita sebut mister X,” tuturnya.
Komnas HAM dipastikan memerlukan waktu lebih panjang untuk menentukan apakah kasus tersebut mengandung unsur pelanggaran HAM atau tidak.
“Kita belum bisa mengambil kesimpulan, sama sekali belum bisa,” cetusnya.
Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Kamis (23/2/2023).
Kericuhan itu diduga dipicu isu penculikan anak yang dituduhkan kepada dua orang pedagang.
Upaya polisi untuk menengahi massa dengan orang yang dituduh menculik anak hampir berhasil.
Tetapi, tiba-tiba muncul sekelompok massa yang melakukan provokasi dan kemudian melakukan aksi anarkis.
Akibat kejadian tersebut, 12 warga tewas, 23 warga terluka dan 18 aparat keamanan terluka. (*)