Barcelona, Mercinews.com – Spanyol dan Italia mengambil langkah tegas dengan mengerahkan kapal perang guna mengawal armada bantuan kemanusiaan yang berlayar menuju Jalur Gaza. Keputusan itu diambil setelah armada, yang dikenal sebagai Global Sumud Flotilla, mendapat gangguan berupa serangan drone di perairan Yunani, Selasa (23/9/2025) malam.
Pemerintah Spanyol, yang menjadi titik keberangkatan flotilla, menegaskan pentingnya memberikan perlindungan kepada warga negaranya yang ikut serta dalam misi tersebut.
Perdana Menteri Pedro Sanchez menyatakan kapal Angkatan Laut Spanyol dikerahkan untuk memastikan keselamatan peserta armada, sekaligus siap melakukan evakuasi jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kapal Angkatan Laut sedang dikerahkan untuk memastikan bahwa, jika perlu, warga negara kami dapat diselamatkan dan dipulangkan,” ujar Sanchez dilansir media setempat, Jumat (26/9).
Langkah serupa juga dilakukan Italia. Perdana Menteri Giorgia Meloni menegaskan pengiriman kapal perang bukan untuk tujuan ofensif, melainkan murni untuk menjamin keselamatan para aktivis dan awak kapal.
“Kehadiran kapal perang ini tidak untuk menggunakan kekuatan militer. Namun, gangguan drone terhadap armada bantuan Gaza adalah tindakan berbahaya yang tidak bisa dibiarkan,” tegas Meloni.
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menambahkan, terdapat sejumlah warga Italia, termasuk anggota Parlemen dan anggota Parlemen Eropa, yang ikut serta dalam armada tersebut. Karena itu, pemerintah Italia telah memberi tahu otoritas Israel agar menghormati hukum internasional dan memastikan perlindungan penuh bagi para peserta flotilla.
Global Sumud Flotilla awalnya terdiri dari 20 kapal dengan peserta dari 44 negara. Mereka melaporkan adanya lebih dari selusin ledakan di dekat kapal ketika berlayar di lepas pantai Yunani, yang menyebabkan kerusakan di beberapa bagian dek kapal akibat “objek tak dikenal.”
Kehadiran armada bantuan ini bertujuan menyalurkan kebutuhan kemanusiaan ke Gaza yang hingga kini masih berada dalam blokade. Italia dan Spanyol, dua negara anggota NATO, menegaskan bahwa keselamatan sipil internasional yang tergabung dalam misi kemanusiaan tersebut harus menjadi prioritas utama dan memperingatkan Israel agar tidak melakukan tindakan yang membahayakan perjalanan mereka.(red)