BANDA ACEH, Mercinews.com – Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakir Manaf alias Mualem, meminta dua jatah kursi menteri dan dua kursi duta besar kepada Prabowo Subianto jika pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu menang mutlak di Aceh pada Pemilu 2024.
Mualem mengaku, permintaan atau usulan itu sudah disampaikan secara langsung kepada Prabowo Subianto belum lama ini.
Hal itu disampaikan Mualem usai rapat, deklarasi pemenangan, dan dukungan Prabowo-Gibran bersama seluruh panglima jajaran Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Ketua PA seluruh Aceh di Sekretariat Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran kawasan Lampriek, Banda Aceh, Minggu (21/1/2024).
Ini permohonan kita, proposal kita kepada Prabowo jika menang mutlak sampai 80 persen di Aceh. Insya Allah akan dikasih ke Aceh dua menteri dan dua duta besar,” kata Mualem.
Meski Prabowo tidak berjanji, namun Mualem yakin bahwa Prabowo Subianto akan mengabulkan permintaannya tersebut.
“Dia (Prabowo) tidak berjanji, tapi kalau kita minta insya Allah pasti akan dikasih ke Aceh untuk dua menteri dan duta besar.
Tapi syaratnya harus menang maksimal, kalau cawe-cawe saya nggak tahu bilang,” kata Mualem dalam wawancaranya dengan awak media.
Mualem mengatakan, KPA dan PA seluruh Aceh memasang target Prabowo-Gibran memang 75 hingga 85 persen di Aceh.
Hari ini kami berkumpul khsusus jajaran KPA dan PA kami siap memenangkan Prabowo-Gibran sebagai presiden 2024-2029, insya Allah meuhase satu putaran saja. Kita target 75 sampai 80 persen,” ujarnya.
Lantas terkait kursi menteri, menteri apa saja yang diminta Mualem kepada Prabowo? Dalam rapat dengan jajaran tersebut, Mualem mengatakan meminta kursi Menteri ESDM.
“Talakei kursi menteri ESDM, gaih lee that ka diteumeng di Aceh. Saboh teuk talakei peu menteri pertanian karena lee kebun di Aceh,” ujarnya di hadapan para panglima.
Sementara untuk kursi duta besar, Maulem meminta dua kursi duta besar diduduki putra Aceh, yakni Duta Besar Arab Saudi dan Duta Besar Malaysia.
Menurut Mualem, kedua kursi dubes itu ada kaitannya dengan Aceh.
“Di Arab na wakaf ureung Aceh, nyan kepentingan keu geutanyoe. Kemudian di Kuala Lumpur, lee TKW dan masyarakat tanyoe,” ujar Mualem.[]
Sumber:Serambi