Kecaman dari berbagai pihak ke Jemaah Aolia Buntut ‘Lebaran usai Telepon Allah’

Minggu, 7 April 2024 - 07:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Mercinews.com – Viral salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, mengaku menelepon Allah SWT dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah. Pernyataan itu menuai kecaman dari berbagai pihak.

Video pernyataan pimpinan jemaah Aolia viral di media sosial. Pernyataan itu viral bukan karena mereka merayakan lebaran di hari Jumat, tetapi karena ada pengakuan bahwa penetapan lebaran itu atas perintah Allah SWT.

“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala, Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan, Allah Taala hadirko, tanggal 5 Jumat, lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya nggak apa-apa urusannya gusti Allah,” ucap orang tersebut menggunakan bahasa Jawa dalam video viral itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PBNU Kecam

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur buka suara terkait pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul. Gus Fahrur meminta jemaah tersebut tidak mempermainkan Islam.

“Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali,” ujar Gus Fahrur dalam keterangannya, Sabtu (6/4).

Baca Juga:  MUI: Gerhana Matahari Peringatan bagi Manusia di Muka Bumi

Gus Fahrur mengajak setiap tokoh agama beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar. Dia meminta agar tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dan berdalih telah bicara dengan Allah SWT.

“Kita berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama harus beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu dan akal sehatnya, tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Gusti Allah SWT,” katanya.

Gus Fahrur mengatakan agama adalah tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Karena itu, setiap orang tidak boleh mengaku asal-asalan.

“Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama,” ucapnya.

Dia menuturkan dasar ibadah dalam Islam harus sesuai tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam yang sudah jelas dalil-dalilnya dan garis-garisnya. Menurutnya, semua harus ilmiah, rasional dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum. Dia pun mengimbau agar umat Muslim di Gunungkidul mengikuti anjuran ulama yang benar.

“Kepada saudara kita, masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul, dihimbau untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggungjawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah, dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas,” ucapnya.

Baca Juga:  Seosok Mayat Remaja Ditemukan di Gampong Meuko Baroh Pidie Jaya

“Tidak semestinya masyarakat gampang percaya pada siapa pun yang mengaku punya hubungan khusus dengan Gusti Allah tapi bertindak tanpa ilmu yang berkesesuaian dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam, karena Islam adalah agama yang dijalankan berdasarkan ilmu syariat,” imbuhnya.

MUI: Perlu Diingatkan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menyoroti pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul itu. MUI menilai kasus yang terjadi di Gunungkidul itu sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan.

“Kasus di sebuah komunitas di Gunungkidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan,” kata Ketua MUI Asrorun Ni’am kepada wartawan, Sabtu (6/4).

Ni’am bahkan memandang praktik agama tersebut bisa dikatakan menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Sehingga, kata dia, mengikuti praktik tersebut hukumnya haram.

“Kalau praktik keagamaan itu dilakukan dengan kesadaran dan menjadi keyakinan keagamaannya, maka itu termasuk pemahaman dan praktik keagamaan yang menyimpang, mengikutinya haram,” ujarnya.

Ni’am menyampaikan puasa Ramadan termasuk dalam ibadah mahdlah. Penentuan awal dan akhir ibadah telah ditetapkan oleh syariah. Pelaksanaannya pun, jelas Ni’am, mesti berlandaskan ilmu agama serta keahlian.

Baca Juga:  Mayat yang ditemukan tergeletak di Jalan Lintas Nasional Lhokseumawe Terungkap

“Tidak boleh hanya didasarkan pada kejahilan. ⁠Bagi yang tidak memiliki ilmu dan keahlian, wajib mengikuti yang punya ilmu dan keahlian. Tidak boleh menjalankan ibadah dengan mengikuti orang yang tak punya ilmu di bidangnya,” tegasnya.

Klarifikasi
Imam jemaah Aolia di Gunungkidul, KH Ibnu Hajar Pranolo atau yang kerap disapa Mbah Benu, viral mengucapkan ‘telepon Allah’ terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri. Mbah Benu menyampaikan klarifikasi dan menegaskan bahwa itu hanya istilah.

Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu sebenarnya hanya istilah,” kata Mbah Benu dalam video, dilansir detikJogja, Sabtu (6/4). Video itu dibagikan pihak terkait kepada para wartawan.

Mbah Benu lalu mengatakan bahwa istilah tersebut adalah perjalanan spiritualnya selama ini dalam memeluk agama Islam. Dia juga turut meminta maaf jika perkataannya menyinggung banyak pihak.

“Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya.

Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih,” tambahnya. []

 

Sumber: detikcom

Berita Terkait

Seosok Mayat Remaja Ditemukan di Gampong Meuko Baroh Pidie Jaya
Arab Saudi dan Palestina Rayakan Idul Fitri 1446 hijriah Hari Ini
Sekjen Partai Aceh Abu Razak Meninggal Dunia di Mekkah
Sambut delegasi UEA, Muzakir Manaf tawarkan ragam potensi investasi di Aceh
Banjir Bekasi, Air di Perum Pondok Gede Permai Jati Asih mencapai 8 meter
Pemkab Aceh Timur Instruksikan rumah makan wajib tutup selama Ramadhan
MER-C Indonesia: Perlindungan Hak Anak Pengungsi Harus Jadi Prioritas
SDIT Darul Athfal Kebon Jeruk Serahkan Donasi Palestina Kepada MER-C

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 16:24 WIB

Seosok Mayat Remaja Ditemukan di Gampong Meuko Baroh Pidie Jaya

Minggu, 30 Maret 2025 - 14:45 WIB

Arab Saudi dan Palestina Rayakan Idul Fitri 1446 hijriah Hari Ini

Rabu, 19 Maret 2025 - 13:36 WIB

Sekjen Partai Aceh Abu Razak Meninggal Dunia di Mekkah

Senin, 10 Maret 2025 - 13:31 WIB

Sambut delegasi UEA, Muzakir Manaf tawarkan ragam potensi investasi di Aceh

Rabu, 5 Maret 2025 - 15:26 WIB

Banjir Bekasi, Air di Perum Pondok Gede Permai Jati Asih mencapai 8 meter

Berita Terbaru

Foto: Remaja berinisial NZ (17) Pelaku pembunuhan sadis terhadap seorang santri, Anis Maula

Hukum

Pelaku Pembunuh Santri di Pidie Jaya ditangkap

Senin, 14 Apr 2025 - 14:08 WIB