Jakarta, Mercinews.com – Pendakwah Gus Miftah menggelar kegiatan buka puasa bareng pendeta Gilbert Lumoindong bertajuk Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama kemarin. Dalam kesempatan itu, Gus Miftah ingin menyerukan toleransi beragama yang relevan.
Salah satu yang menjadi sorotan Gus Miftah adalah soal penutupan rumah makan seperti warteg pada bulan Ramadan. Menurut Gus Miftah, yang seharusnya ditutup bukan restorannya, melainkan mulutnya.
“Saya itu adalah orang yang paling tidak setuju ketika restoran di bulan Ramadan ditutup. Karena yang harus ditutup itu bukan restorannya, tapi mulutnya. Ada pepatah bilang bahwa diam itu emas,” kata Gus Miftah ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gus Miftah juga tidak sepakat dengan orang yang memusuhi pemerintah dengan alasan yang tak jelas. Termasuk pula kepada pendeta.
“Saya tidak sepakat ketika orang memusuhi pemerintah dengan dasar yang tidak jelas, termasuk pendeta,” ungkap Gus Miftah.
Sementara itu, Aura Kasih yang hadir dalam kesempatan itu mau datang ke acara yang digelar Gus Miftah lantaran ia fokus dengan toleran antar umat beragam. Bahkan Aura Kasih mengaku membaca kitab suci agama lain.
“Senang sekali bisa diundang di sini sama Gus Miftah, karena saya memang sengaja concern banget sama perbedaan. Saya muslim, tapi saya sering baca juga Al Kitab, saya pelajari juga Hindu, dan yang lainnya,” kata Aura Kasih dalam kesempatan yang sama.
Aura sendiri sempat mendapatkan tindakan diskriminatif terkait keyakinannya. Ia yang sempat melukat di Bali pernah di-bully netizen akibat kurang edukasi.
“Waktu itu saya di-bully Gus, karena saya melukat di Bali. Saya mempelajarilah apa sih maksudnya, dan segala hal yang diperdebatkan masyarakat itu semua tentang edukasi. Karena kita kurang edukasi,” ungkapnya.
(*)