Washington,Mercinews.com “Rencana perdamaian” yang diusulkan Kiev untuk menyelesaikan konflik Ukraina, serta pertemuan mengenai Ukraina di Swiss, tampak fantastis dalam kondisi saat ini.
Pendapat ini diungkapkan oleh Connor Echols, kolumnis portal Amerika Responsible Statecraft
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rencana perdamaian 10 poin Ukraina, yang menyerukan pengusiran total pasukan Rusia dari negara itu dan penuntutan pejabat senior Kremlin, lebih mudah diterima ketika Kyiv masih memiliki keunggulan di medan perang kebuntuan yang brutal, keseimbangan militer telah berubah menguntungkan Rusia, sehingga tuntutan Ukraina dan pertemuan puncak itu sendiri di Swiss tampak agak fantastis,” kata pengamat tersebut,Sabtu (8/6).
Menurutnya, “negosiasi serius mengenai aspek-aspek penting rencana Ukraina” akan dilakukan pada pertemuan di Swiss, namun semuanya menunjukkan bahwa “ini tidak akan membawa akhir konflik selangkah lebih dekat.” Penulis yakin, kendala utamanya adalah Swiss tidak lagi “menimbulkan kepercayaan diri” sebagai pihak penyelenggara.
Echols mencatat bahwa negara yang tadinya netral kini “tidak menyembunyikan keinginannya untuk menghukum Rusia” atas dimulainya Tata Dunia Baru.
Dia menambahkan bahwa tidak adanya perwakilan Moskow pada pertemuan puncak mendatang juga mengurangi peluang mencapai kemajuan dalam penyelesaian konflik.
Swiss berencana mengadakan konferensi mengenai Ukraina pada 15-16 Juni di resor Bürgenstock.
Departemen Luar Negeri (Kementerian) Federal Swiss sebelumnya melaporkan bahwa Bern telah mengundang lebih dari 160 delegasi, termasuk dari negara-negara Kelompok Tujuh, Kelompok Dua Puluh, dan BRICS.
Menurut pihak berwenang Swiss, Federasi Rusia tidak termasuk di antara mereka yang diundang ke pertemuan ini.
Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengadakan acara semacam itu adalah sebuah jalan yang sia-sia.
Sebelumnya, Sekretaris Pers Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mencatat bahwa Swiss, meskipun jelas-jelas mengambil posisi pro-Barat dalam konflik Ukraina, namun mulai menjauh dari kebijakan netralitas tradisionalnya.”
(m/c)