ROKAN HULU, MERCINEWS.COM – Ratusan petani kelapa sawit yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD) Makarti Jaya, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, resmi mengantongi sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Sertifikasi ini merupakan pengakuan internasional terhadap praktik perkebunan sawit berkelanjutan, dan menjadi capaian perdana bagi mitra binaan PTPN IV PalmCo, subholding kelapa sawit di bawah Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Keberhasilan ini dinilai sebagai tonggak penting dalam penguatan kemitraan antara perusahaan negara dan petani swadaya. Melalui sertifikasi RSPO, produk sawit petani tidak hanya diakui secara global, tetapi juga memiliki peluang menembus pasar ekspor dengan harga jual yang lebih kompetitif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bukan titik akhir, melainkan langkah awal bahwa petani Indonesia mampu memenuhi standar keberlanjutan dunia,” ujar Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Rabu (1/10/2025).
Jatmiko menyebut pencapaian ini merupakan hasil komitmen dan kerja sama antara petani dan tim PTPN IV Regional III, yang telah mendampingi proses sertifikasi sejak akhir 2024.
Ia menambahkan, tantangan dalam memenuhi standar RSPO dari penataan kelembagaan hingga praktik budidaya ramah lingkungan dapat diatasi berkat sinergi yang kuat dan pendampingan yang berkelanjutan.
Proses Panjang Sertifikasi RSPO
Sertifikasi RSPO diberikan setelah KUD Makarti Jaya, yang beranggotakan lebih dari 300 petani dengan luas lahan sekitar 731 hektare, dinyatakan lolos audit eksternal pada Mei 2025. Penyerahan sertifikat dilakukan pada awal pekan ini di Kantor KUD Makarti Jaya, Tapung, Rokan Hulu, oleh Kepala Divisi PSR dan Plasma PTPN IV PalmCo, Abdul Muthalib.
Region Head PTPN IV Regional III, Ahmad Gusmar Harahap, menjelaskan bahwa proses ini telah berlangsung sejak Oktober 2024 dan melibatkan pendampingan teknis secara intensif.
“Tahapannya panjang dan cukup menyita banyak energi, tetapi hasilnya sepadan. Ini bukti bahwa petani kita bisa naik kelas dengan pendampingan yang tepat,” ujarnya.
Sertifikasi RSPO sendiri merupakan standar global yang mengatur tata kelola perkebunan sawit secara bertanggung jawab, meliputi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Produk bersertifikat RSPO banyak diminati oleh pasar Eropa dan negara-negara dengan regulasi ketat terhadap produk berbasis sawit.
Peluang Ekonomi Baru bagi Petani
Ketua KUD Makarti Jaya, Hadi Yanto, menuturkan bahwa sejak awal, pihaknya melihat sertifikasi RSPO sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
“Sertifikasi ini bukan hanya soal pengakuan, tetapi juga akses ke pasar yang lebih luas dan harga jual yang lebih baik,” katanya.
Menurut Hadi, pendampingan dari PTPN IV telah dimulai sejak 2013 dan terus berkembang hingga kini.
“Dulu, sawit hanya kami anggap sebagai hasil kebun biasa. Kini kami sadar bahwa dengan standar internasional, sawit bisa menjadi jalan menuju masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Pencapaian KUD Makarti Jaya disebut sebagai model awal (blueprint) yang akan diperluas ke koperasi lain di wilayah kerja PTPN IV. Saat ini, sejumlah KUD mitra lainnya di Regional III juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti proses sertifikasi serupa.
Bagian dari Strategi Sawit Nasional
Langkah ini selaras dengan strategi transformasi industri sawit nasional yang tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga mengedepankan aspek keberlanjutan. PalmCo, sebagai pemain utama dalam industri sawit nasional, menegaskan komitmennya menjadikan kemitraan dengan petani sebagai bagian dari rantai pasok berkelanjutan.
Ke depan, PTPN IV PalmCo menargetkan lebih banyak petani mitra dapat mengakses sertifikasi berstandar internasional. Selain membuka peluang pasar global, hal ini juga diharapkan mendukung ketahanan energi dan pangan nasional melalui penyediaan bahan baku minyak nabati yang berkelanjutan.
Dengan capaian ini, posisi petani sawit Indonesia di pasar global kian menguat. Di tengah tekanan terhadap industri sawit dunia, keberhasilan petani di Rokan Hulu membuktikan bahwa keberlanjutan dan produktivitas dapat berjalan seiring, selama ada pendampingan dan komitmen yang konsisten.
“Kami ingin tumbuh bersama petani. Sertifikasi ini bukan akhir, tetapi awal dari penguatan intensifikasi, kelembagaan, dan peningkatan kapasitas petani,” pungkas Jatmiko.
Sebagai informasi, RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) adalah organisasi nirlaba global yang menetapkan standar produksi minyak sawit berkelanjutan. Sertifikasi RSPO memastikan bahwa produk sawit telah memenuhi kriteria keberlanjutan dari hulu ke hilir.(red)