Jakarta, Mercinews.com – Pada Februari lalu, media pemerintah China menggembar-gemborkan berita soal bantuan Negeri Tirai Bambu untuk korban gempa Turki dan Suriah. Media tersebut menuliskan “20 ton tenda yang dibutuhkan korban gempa telah disalurkan”.
Baru-baru ini, media China kembali menghebohkan ranah maya dengan pemberitaan soal bantuan yang khusus diberikan ke Suriah malah berakhir di Turki. Militer AS dituduh sebagai biang keroknya.
“Tak ada yang akan menyangka bawah militer AS akan mengambil sembako yang dikirim China untuk korban gempa Suriah,” kata media bernama China Radio International, dikutip dari BusinessInsider, Selasa (21/3/2023).
Berita itu kemudian membanjiri media sosial dan dibuat viral oleh influencer pro-Rusia. Ratusan ribu orang di Twitter, Facebook, dan Telegram ramai membahas persoalan ini.
Apalagi, akun Instagram resmi militer AS (@usarmy) mem-posting sebuah foto yang memperlihatkan seorang tentara membawa bala bantuan dengan kemasan bertulisan China. Diduga kuat, bantuan tersebut tak lain adalah tenda yang dikirim oleh pemerintah China.
Propaganda ini memancing emosi warganet. Salah satunya menuliskan di media sosial, “Amerika tak cuma mencuri minyak dari Suriah”. Unggahan ini telah dilihat hampir 1 juta kali.
Di Facebook, kisah perampokan ini disebar di grup pro-China dengan lebih dari 127.000 pengikut. Kelompok aktivis hewan asal Moskow juga turut membagikan postingan serupa yang berasal dari Weibo, media sosial China.
Media Iran bahkan turut memberitakan propaganda ini yang menurut BusinessInsider tak berdasarkan fakta yang valid. Lantas, apakah hal ini benar?
Menurut laporan BusinessInsider, foto tentara AS tersebut diambil ketika bala bantuan China baru datang ke Turki. Saat itu, personil militer AS sedang bertugas di Turki.
Ia membantu membongkar angkutan bantuan dari seluruh dunia yang baru sampai. Selain dari China, ada juga dari Texas dan Kazakhstan.
“Ada bantuan medis dari Texas, selimut dari China, dan sleeping bag dari Kazakhstan,” kata laporan tersebut.
Foto yang diunggah @usarmy di Instagram sejatinya untuk menunjukkan kerja sama kemanusiaan antar-negara. Namun, di tengah kondisi politik yang memanas, hal ini bisa saja dipelintir untuk menghebohkan masyarakat.
(m/c)