Saurip Kadi: Napak Tilas Kebangsaan Vihara Metta Karuna Maitreya Tanamkan Cinta Tanah Air

Minggu, 14 September 2025 - 19:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Vihara Metta Karuna Maitreya menggelar Napak Tilas Kebangsaan di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Minggu (14/9/2025).(Foto: istimewa)

Vihara Metta Karuna Maitreya menggelar Napak Tilas Kebangsaan di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Minggu (14/9/2025).(Foto: istimewa)

“Sudah tidak lucu lagi membahas perbedaan suku, agama, atau ras. Kita semua adalah Indonesia. Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari suku atau agama tertentu. Karena itu, persatuan harus terus dipupuk sejak dini.”

JAKARTA, MERCINEWS.COM – Tokoh nasional Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi mengapresiasi dan mendukung Vihara Metta Karuna Maitreya terkait kegiatan Napak Tilas Kebangsaan yang berlangsung di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Minggu (14/9/2025).

Lulusan Akmil 1973 itu menekankan bahwa menanamkan cinta tanah air sejak dini merupakan langkah penting untuk merawat persatuan bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan pentingnya menata ulang sejarah masa lalu agar tidak kembali terulang. Menurutnya, rakyat tidak boleh lagi dijadikan objek gagasan elite, sebab ketika kebijakan gagal, rakyatlah yang menanggung risikonya.

Baca Juga:  Panglima TNI: Pilot Susi Air Sepertinya Tak Terancam

“Perjalanan sejarah adalah hikmah yang tidak boleh berulang kali diulangi. Kita harus belajar agar tidak mengulangi kesalahan orang tua,” ujar Saurip Kadi.

Saurip kembali mengapresiasi inisiatif Vihara Metta Karuna Maitreya dalam menanamkan nilai cinta tanah air kepada generasi muda.

Tenaga Ahli Penasihat Presiden bidang Politik dan Keamanan (Hankam) itu menilai kegiatan ini mampu melahirkan semangat kebangsaan yang kokoh sekaligus menepis isu perbedaan suku, agama, dan ras yang kerap dijadikan alat pemecah belah.

“Sudah tidak lucu lagi membahas perbedaan suku, agama, atau ras. Kita semua adalah Indonesia. Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari suku atau agama tertentu. Karena itu, persatuan harus terus dipupuk sejak dini,” tegasnya.

Baca Juga:  Masih Ada Korban Belum ditemukan di lokasi kebakaran Polda Metro terjunkan anjing pelacak

Selain itu, Saurip juga menyoroti persoalan korupsi yang menurutnya harus diberantas dengan langkah nyata dan luar biasa, bukan sekadar wacana.

Menelusuri Jejak Sejarah Kebangsaan

Kegiatan Napak Tilas Kebangsaan ini diikuti 104 siswa Sekolah Minggu Vihara Metta Karuna Maitreya dari berbagai sekolah. Mereka diajak berkunjung ke sejumlah museum bersejarah, mulai dari Museum Sumpah Pemuda, Museum Proklamasi, hingga Museum Kebangkitan Nasional.

Ketua Pelaksana, Jackson, menjelaskan bahwa pemilihan Museum Sumpah Pemuda sebagai lokasi pertama didasari pada nilai sejarahnya.

“Cikal bakal persatuan lahir dari Sumpah Pemuda. Dari sana muncul kesadaran untuk berjuang merebut kemerdekaan,” jelasnya.

Menurut Jackson, kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang rutin digelar untuk membekali anak-anak dengan pemahaman sejarah sekaligus menanamkan semangat cinta tanah air.

Baca Juga:  Sapi Kurban dari Jokowi, Prabowo, Gibran, dan Megawati di Istiqlal, Berbobot 1, ton lebih

Apresiasi dan Dukungan

Penasihat Vihara Metta Karuna Maitreya, Sugianto, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk pendidikan kebangsaan yang dikemas melalui kunjungan sejarah.

“Dengan pengalaman langsung, anak-anak diharapkan dapat lebih memahami nilai persatuan dan perjuangan bangsa,” ujarnya.

Kuasa hukum Vihara Metta Karuna Maitreya, Diantori, juga hadir dan menyatakan dukungannya. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud nyata menanamkan semangat kebhinekaan sejak dini.

Melalui kegiatan tersebut, para peserta tidak hanya mengenang perjalanan bangsa, tetapi juga belajar bagaimana menjaga dan meneruskan nilai luhur sejarah agar tetap relevan di masa kini dan mendatang.(red)

Berita Terkait

Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Dinilai Langkah Rekonsiliasi dan Penghormatan Sejarah
Gedung Kemenham Resmi Bernama K.H. Abdurrahman Wahid, Natalius Pigai: Wujud Penghormatan bagi Pejuang HAM
Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 
Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital
Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan
Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik
Pertemuan Prabowo-Jonan Jadi Sinyal Pemerintahan Terbuka pada Gagasan dan Kritik
Ignasius Jonan Dua Jam Bertemu Prabowo di Istana, Ternyata Ini yang Dibahas

Berita Terkait

Senin, 10 November 2025 - 21:55 WIB

Gedung Kemenham Resmi Bernama K.H. Abdurrahman Wahid, Natalius Pigai: Wujud Penghormatan bagi Pejuang HAM

Minggu, 9 November 2025 - 11:14 WIB

Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 

Sabtu, 8 November 2025 - 11:08 WIB

Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital

Sabtu, 8 November 2025 - 00:41 WIB

Pers Indonesia dan Perjuangan Palestina: Dari Solidaritas hingga Narasi Kemanusiaan

Kamis, 6 November 2025 - 12:15 WIB

Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik

Berita Terbaru

M. Harry Mulya Zein (Foto:istimewa)

Opini

Smart Governance, Sebuah Keniscayaan untuk Indonesia

Selasa, 11 Nov 2025 - 09:47 WIB