Beijing, Mercinews.com – Hujan deras yang mengguyur tanpa henti, dengan disertai hujan es dan angin kencang dengan intensitas mendekati badai menerjang wilayah China bagian selatan. Cuaca buruk ini memaksa evakuasi massal terhadap sebuah kota berpenduduk lebih dari 1.700 orang di Provinsi Guangdong.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/4/2024), laporan media lokal China yang mengutip otoritas setempat menyebut bus-bus hingga helikopter dikerahkan untuk mengangkut semua penduduk kota Jiangwan di wilayah Shaoguan ketika gelombang banjir baru tiba.
“Saya belum pernah melihat hujan deras seperti ini dalam hidup saya, begitu pula orang-orang yang lebih tua dari saya,” tutur salah satu warga setempat, Jiang, yang berusia 72 tahun, seperti dikutip China Daily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasokan listrik terputus dan jaringan telepon seluler mengalami gangguan di seluruh wilayah tersebut, ketika hujan deras memicu tana longsor yang berbahaya, menggenangi rumah-rumah dan menghancurkan sejumlah jembatan.
Sejak datangnya badai dahsyat pekan lalu, kekacauan terjadi di seluruh wilayah Provinsi Guangdong, saat puluhan rekor curah hujan lokal dipecahkan selama bulan April ini.
Di sebuah restoran di ibu kota Provinsi Guangzhou, menurut video yang beredar di media sosial pekan ini, para pelanggan menatap dengan ngeri ketika angin tiba-tiba berubah menjadi angin topan dan menumbangkan pepohonan, sementara hujan deras terus mengguyur jalanan di luar restoran.
Provinsi yang rawan banjir saat musim panas itu diuji pertahanannya pada Juni 2022, dengan hujan paling deras dalam enam dekade terakhir mengguyur wilayah tersebut hingga memaksa ratusan ribu orang mengungsi.
Badai terbaru yang menerjang China, yang sejauh ini menewaskan sedikitnya empat orang, disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino dan suhu tinggi subtropis yang lebih kuat dari biasanya, sistem tekanan tinggi semi permanen yang beredar di utara khatulistiwa.
Suhu yang lebih hangat, menurut para pejabat prakiraan cuaca China, menarik lebih banyak udara yang mengandung uap air dari Laut China Selatan dan bahkan hingga Teluk Benggala, sehingga menyebabkan lebih banyak hujan dan angin kencang. []