Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 

Minggu, 9 November 2025 - 11:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban ledakan SMAN 72 yang dirawat di RS Islam Cempaka Putih Jakarta, Sabtu (8/11/2025).(Foto: istimewa

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban ledakan SMAN 72 yang dirawat di RS Islam Cempaka Putih Jakarta, Sabtu (8/11/2025).(Foto: istimewa

Jakarta, Mercinews.com – Polisi terus mendalami dugaan perundungan atau bullying sebagai salah satu motif di balik ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara, pada Jumat (7/11). Insiden tersebut menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah dan mengakibatkan sedikitnya 96 orang menjadi korban.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto menyampaikan, data terbaru jumlah korban disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat meninjau Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, tempat sebagian korban ledakan SMAN 72 Jakarta dirawat.

“Kami tekankan jumlah korban saat ini 96 orang. Dari jumlah tersebut, 29 orang masih menjalani perawatan medis dan 67 lainnya sudah diperbolehkan pulang,” ujar Budi di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (8/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rinciannya, sebanyak 14 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, 14 orang di Rumah Sakit Yarsi, dan satu orang di Rumah Sakit Pertamina. Polda Metro Jaya menyebut angka tersebut bersifat dinamis karena masih ada korban yang datang untuk menjalani pemeriksaan medis.

Baca Juga:  Praktisi Hukum Tolak Wacana Penempatan Polri di Bawah Kementerian, Ini Alasannya

“Kemarin kami sampaikan ada 54 korban, tetapi setelah dilakukan verifikasi ulang, jumlahnya meningkat menjadi 96 orang. Ini karena ada korban tambahan yang datang ke rumah sakit dan klinik sekitar,” ungkap Budi.

Ledakan terjadi sekitar pukul 12.15 WIB di kompleks SMAN 72 Jakarta, yang berada di kawasan Kodamar, TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading. Berdasarkan kesaksian warga dan guru, dentuman pertama terdengar saat khotbah Salat Jumat berlangsung, disusul ledakan kedua beberapa detik kemudian.

Ledakan tersebut menimbulkan kepanikan di area sekolah. Sejumlah siswa, guru, dan warga sekitar mengalami luka bakar serta luka akibat serpihan benda.

Motif Diduga Akibat Perundungan

Dari hasil penyelidikan awal, polisi menduga ledakan berkaitan dengan aksi balas dendam seorang siswa yang mengalami perundungan di lingkungan sekolah. Dugaan ini muncul setelah penyidik mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan menemukan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian.

Baca Juga:  Gagal Kabur Lewat Bandara Soetta, Terduga Penembak WNA Australia Ditangkap Imigrasi

“Kami masih mendalami motifnya, termasuk kemungkinan adanya unsur perundungan terhadap pelaku,” kata Budi.

Di lokasi kejadian, petugas menemukan benda yang menyerupai senjata api jenis airsoft gun dan revolver. Setelah diperiksa, kedua benda itu dipastikan hanyalah replika atau mainan.

Meski begitu, polisi memastikan penyelidikan tetap berlanjut untuk memastikan asal ledakan, bahan yang digunakan, serta motif di balik tindakan tersebut. Tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, dan tim laboratorium forensik Mabes Polri telah diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Penanganan dan Trauma Healing

Selain proses penyelidikan, pemerintah dan pihak kepolisian juga memprioritaskan penanganan korban, baik secara medis maupun psikologis. Pihak sekolah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan psikolog anak untuk memberikan pendampingan pascatrauma kepada siswa.

Baca Juga:  Reformasi Polri: Mungkinkah Kapolri Bukan Polisi Karier?

“Kami ingin memastikan tidak hanya luka fisik yang tertangani, tetapi juga kondisi psikologis para siswa. Banyak dari mereka yang masih shock,” ujar Budi.

Pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan perundungan yang muncul dalam penyelidikan polisi. Namun, sejumlah orang tua berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi dunia pendidikan agar lebih memperhatikan aspek mental dan sosial siswa SMAN 72 Jakarta.

Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Tim forensik masih memeriksa sejumlah barang bukti untuk memastikan jenis bahan peledak yang digunakan dan bagaimana ledakan itu terjadi.

“Kami terus bekerja untuk memastikan fakta-fakta di lapangan. Semua pihak kami mintai keterangan agar penyelidikan berjalan transparan,” tutup Budi.(red)

Berita Terkait

Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital
Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Begini Kronologinya
Menkum Supratman: Pemerintah Perkuat Tata Kelola dan Transparansi Royalti Musik
K-MAKI Desak Kejagung Usut Dugaan KKN di Kabupaten Bone Bolango
Kanwil Kemenkum Bali Dukung Reformasi Notaris: Tingkatkan Layanan Hukum Prima
Kemenkum Bali Dorong Notaris Gianyar Terapkan PMPJ untuk Cegah Tindak Pidana
Ketum DePA-RI: Janji Kenaikan Gaji Hakim Harus Segera Direalisasikan

Berita Terkait

Minggu, 9 November 2025 - 11:14 WIB

Dugaan Bullying Mengemuka di Balik Tragedi Ledakan SMAN 72 Jakarta 

Sabtu, 8 November 2025 - 11:08 WIB

Kemenkum RI dan CISAC Jajaki Kerja Sama Perkuat Ekosistem Musik dan Digital

Kamis, 6 November 2025 - 12:15 WIB

Djuyamto Mohon Keadilan Berdasarkan Ketuhanan, Bukan Tekanan Publik

Senin, 3 November 2025 - 21:22 WIB

Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Begini Kronologinya

Sabtu, 1 November 2025 - 09:57 WIB

Menkum Supratman: Pemerintah Perkuat Tata Kelola dan Transparansi Royalti Musik

Berita Terbaru

M. Harry Mulya Zein (Foto:istimewa)

Opini

Smart Governance, Sebuah Keniscayaan untuk Indonesia

Selasa, 11 Nov 2025 - 09:47 WIB