“Indonesia lahir dari keberagaman dan gotong royong. Kerusuhan bukanlah jalan keluar. Saatnya kita kembali menegakkan semangat persatuan lebih kuat daripada provokasi, lebih kokoh daripada perbedaan, dan lebih luhur daripada kebencian.”
JAKARTA, MERCINEWS.COM – Menyikapi meningkatnya eskalasi sosial di berbagai wilayah Indonesia, organisasi kebangsaan Dharmapala Nusantara – FABB menyampaikan pernyataan sikap resmi yang menyerukan perdamaian, persatuan, dan penghentian segala bentuk kekerasan. Aksi demonstrasi yang awalnya menjadi ekspresi demokrasi kini telah berkembang menjadi bentrokan yang meresahkan masyarakat dan menelan korban jiwa.

“Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi yang terjadi di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Makassar, Medan, Jambi, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, dan Bandung. Aksi protes yang seharusnya menjadi ruang demokratis kini justru berubah menjadi anarkis,” ujar Kevin Wu, Ketua Umum Dharmapala Nusantara – FABB, dalam pernyataan resminya, Minggu (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Organisasi tersebut juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring (ojol) yang menjadi korban dalam kerusuhan.
“Kehilangan ini harus menjadi peringatan keras bagi kita semua: jangan sampai ada korban berikutnya. Hentikan semua bentuk kekerasan,” tegas Kevin.
Sebagai organisasi yang mengedepankan semangat kebhinekaan, keadilan sosial, dan moralitas publik, Dharmapala Nusantara – FABB menyampaikan sembilan butir pernyataan sikap:
Mendukung Disahkannya RUU Perampasan Aset Koruptor
Menjadi undang-undang sebagai instrumen pemulihan aset negara dan penegakan hukum antikorupsi yang efektif. Proses pembahasan undang-undang harus cepat, transparan, dan melibatkan masyarakat sipil, akademisi, dan aktivis prodemokrasi.
Batalkan Kenaikan PBB
Serta kebijakan lainnya yang membebani masyarakat, terutama di daerah. Pemerintah didesak untuk meningkatkan subsidi dan memperkuat jaring pengaman sosial bagi rakyat kecil dan pelaku UMKM.
Tegakkan Akuntabilitas Publik
Transparansi dalam pengajuan anggaran, tunjangan pejabat, serta pengelolaan keuangan negara sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Demokrasi Harus Dihormati, Namun Jangan Anarkis
Mendukung hak rakyat untuk menyampaikan kritik dan aspirasi sebagai bentuk koreksi terhadap pemerintah. Namun, bila aksi berubah menjadi anarkis, merusak fasilitas umum, dan menyebabkan konflik horizontal, maka itu telah melenceng dari tujuan perjuangan. Luka baru di antara sesama anak bangsa hanya akan memperdalam perpecahan.
Tokoh Agama dan FKUB
Mengajak semua pemimpin agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta rumah ibadah untuk aktif menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), menjadi pusat penyejuk suasana, dan menanamkan kedamaian dalam hati umat.
Bijak Bermedia Sosial
Masyarakat diimbau agar tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau provokasi di media sosial maupun platform pesan instan. Gunakan media sosial untuk menenangkan, bukan untuk menyalakan api.
Pemerintahan dan Aparat Keamanan
Diharapkan bertindak tegas, adil, dan humanis dalam menjaga ketertiban umum serta menjamin bahwa keselamatan rakyat menjadi prioritas utama.
Elit Politik dan Tokoh Masyarakat
Diminta tidak menunggangi penderitaan rakyat demi kepentingan politik sempit. Semua pihak harus mengambil tanggung jawab moral untuk meredakan situasi, bukan memperkeruh keadaan.
Solidaritas Sosial
Umat beragama khususnya, dan seluruh anak bangsa pada umumnya, diajak untuk saling menjaga lingkungan sekitar, melindungi tempat ibadah, serta membantu sesama yang terdampak dengan semangat welas asih dan gotong royong.
“Indonesia lahir dari keberagaman dan gotong royong. Kerusuhan bukanlah jalan keluar. Saatnya kita kembali menegakkan semangat persatuan lebih kuat daripada provokasi, lebih kokoh daripada perbedaan, dan lebih luhur daripada kebencian,” pungkas Kevin Wu.(red)






